Pages





Pukul 19.15 pusat kota.
Malam yang dingin, salju perlahan turun menutupi tanah yang kecoklatan. Malam ini, malam valentine’s day hari kasih sayang. Toko-toko yang menjual berbagai macam coklat sungguh sangat ramai di kunjungi oleh remaja, terutama yang berjenis kelamin cewek. Salah satu pengunjung sekaligus pembeli itu bernama Inoue Orihime, Inoue ternyata tidak sendirian ia datang bersama dengan para shinigami yang sedang memakai gigai mereka. Rukia, Matsumoto, dan juga Hinamori, mereka sedang sibuk mencari coklat yang sesuai. Ternyata, mereka akan membuat coklat untuk seseorang!.
“hm.. inoue, apa coklat ini enak?” tanya Matsumoto sambil menunjukkan sebuah batang coklat.
“wah! Itu coklat yang sangat enak Matsumoto-san! Apa lagi kalo di campur dengan *piiiiiiiiiiip* (sensor)” kata Inoue ceria. Matsumoto yang teringat akan kemampuan Inoue dalam memasak pun memasang tampang jijik saat Inoue mengucapkan bahan yang dia anggap sangat enak itu.
“ooh, yayaya.. aku beli yang ini saja” kata Matsumoto sambil mengambil beberapa batang coklat yang berukuran besar.
“ehm, anoo.. apa Rukia-san bisa mengolah coklat?” tanya Hinamori.
“coklat? Tidak.. bagaimana kalo kau minta bantuan kepada Ishida saja?” kata Rukia menganjurkan.
“Ishida-san? Ah, apa Rukia-san mau menemaniku ke rumah Ishida-san?” tanya Hinamori memohon.
“hm, boleh saja.. kapan?” tanya Rukia.
“Selesai kita membeli coklat bagaimana?” kata Hinamori meminta persetujuan Rukia.
“oke! Aku juga membuat coklat ah!” kata Rukia sambil mulai mencari coklat yang pas.
“arigatou Rukia-san!” kata Hinamori.
“yo” jawab Rukia.

Pukul 19.45 Di jalan yang remang-remang...
“akhirnya selesai juga.. kau beli apa saja Inoue?” tanya Rukia.
“ah, aku beli Coklat yang enak sekali Rukia-chan! Dan tadi aku juga membeli bawang, cabai, merica, dan masih banyak lagi untuk di campur dengan coklat!” kata Inoue tetap dengan wajah ceria.
“ooh.. begitu..” kata Rukia, dengan serempak Rukia, Matsumoto, dan Hinamori langsung membayangkan coklat buatan Rukia, langsung saja mereka bertiga merasa ingin muntah!.
“oh ya!” Rukia teringat sesuatu, “bagaimana kalo kita ke rumah Ishida? Kita mengolah coklat-coklat ini dengan baqntuan Ishida.. bagaimana?” tanya Rukia.
“ah! Aku setuju Rukia!” kata Matsumoto setuju.
“aku ikut!” kata Hinamori.
“ah, aku mengolahnya sendiri saja.. kalian ke rumah Ishida-san saja, tanpa aku tidak apa-apa kan?” kata Inoue.
“apa nggak apa-apa Inoue?” tanya Rukia.
“ya, tidak apa-apa kok Rukia-chan” kata Inoue meyakinkan.
“oke! Jaga rumah baik-baik ya Inoue-chan! Bye bye!” kata Matsumoto sambil mulai berjalan ke arah rumah Ishida, Rukia mengikuti Matsumoto. Hinamori yang tak tega pun memandang Inoue sambil meminta persetujuan. “ah, tak apa-apa kok Hinamori-chan.. kau pergi saja ke rumah Ishida, oke? Bye selamat bersenang-senang” Kata Inoue sambil berlari ke arah apartementnya. Hinamori pun berbalik dan berlari menyusul Matsumoto dan Rukia.

Pukul 20.20 Di apartement Inoue...
Hitsugaya sedang menonton TV sambil melamun, tiba-tiba dia di kejutkan oleh suara pintu yang di buka dengan tiba-tiba. Saat Hitsugaya lihat ternyata Inoue yang datang “oi Inoue! Mana yang lain? Matsumoto dan Hinamori?” tanya Hitsugaya. Inoue hanya diam saja sambil meletakkan sepatunya tanpa menjawab pertanyaan Hitsugaya. Hitsugaya yang kesal karena tak mendapat jawaban mulai mendekati Inoue, tiba-tiba Inoue jatuh terduduk. Hitsugaya yang mendekati Inoue tersentak kaget, tidak dia sangka ternyata Inoue sedang menangis.
“oi, Inoue.. ada apa? Kenapa kau menangis?” tanya Hitsugaya.
“hiks.. hiks.. hiks.. hiks..” Inoue menangis sesengukan tak menghiraukan pertanyaan Hitsugaya. Tiba-tiba ia berdiri dan berlari ke arah dapur, Hitsugaya yang bingung mengikuti Inoue. Di dapur Inoue langsung mengeluarkan semua barang yang ia beli, Hitsugaya makin tak mengerti.
“kenapa kau menangis Inoue!??” tanya Hitsugaya lagi.
“ah, maaf.. aku tak apa-apa.. oya, tadi Toushiro-san tanya kemana Matsumoto-san dan Hinamori-chan kan? Mereka sedang ke rumah Ishida bersama dengan Rukia-chan.. belajar memasak..” kata Inoue cepat.
“ooh, begitu.. kenapa kau tak ikut dengan mereka?” tanya Hitsugaya.
“aku ingin membuat coklat-ku sendiri” kata Inoue.
“coklat? Memang buat apa?” tanya Hitsugaya penasaran.
“besok tanggal 14 febuari, hari kasih sayang.. di mana setiap orang memberikan coklat atau hadiah kepada orang yang mereka sayangi.. tapi sebagian besar yang memberi coklat adalah anak cewek.. tapi ada juga segelintir anak cowok yang memberikan hadiah untuk anak cewek” kata Inoue menjelaskan.
“jadi begitu..” desah Hitsugaya mengerti.
“ya!” kata Inoue kembali ceria.
“jadi kau sekarang akan membuat coklat untuk orang yang kau sayangi?” tanya Hitsugaya kembali.
“tentu saja!” jawab Inoue.
“jangan kau memasukan bahan-bahan yang aneh-aneh Inoue” kata Hitsugaya mengingatkan.
“bahan yang aneh?” kata Inoue sambil membalikkan badan menghadap Hitsugaya, “kapan aku memasukan bahan yang aneh ke dalam masakanku?” tanya Inoue.
“sering!” jawab Hitsugaya cepat.
“aku kan hanya memasukan bahan yang menurut aku enak, seperti sekarang.. aku akan memasukan merica, daun seledri, cabai, bawang, dan garam” kata Inoue sedikit membela diri.
“apa?!? Apa kau ingin meracuni orang yang memakan coklatmu?!?” kata Hitsugaya.
“memang rasanya tidak enak ya?” tanya Inoue polos.
“tentu saja tidak!” kata Hitsugaya mulai sebal.
“maaf~” Inoue meminta maaf karna sudah membuat Hitsugaya kesal.
“ya! Sini, aku bantu kau membuat coklat” kata Hitsugaya.
“baik~!” Inoue pantuh.
Malam yang panjang bagi Hitsugaya pun di mulai~...

Pukul 20.22 Di rumah Ishida...
Ting tong.. ting tong.. ting tong.. bel berbunyi.. Ishida yang sedang menjahit bergegas menuju ke pintu depan, di bukanya pintu tersebut dan terlihatlah 3 sosok shinigami yang sedang memakai gigai..
“kalian.. sedang apa kalian? Kenapa kalian ke mari? Ada perlu apa?” tanya Ishida.
“Ishida-kun.. tolong ajari kami mengolah coklat-coklat ini” kata Matsumoto memelas sambil menunjukan kantong belanjaannya.
“coklat?” Ishida teringat akan Valentine’s Day, “buat valentine?” tanya Ishida.
“iya! Tolong bantu kami Ishida-kun” mohon Hinamori.
“oke.. ayo masuk..” kata Ishida berbaik hati.
“arigatou Ishida-kun” kata Hinamori.
Mereka berempat pun segera menuju ke arah dapur. “tumben kalian tidak bersama Inoue” tanya Ishida.
“Inoue katanya ingin mengolah coklatnya sendiri” kata Rukia.
“ooh.. semoga yang mendapat coklatnya Inoue tidak keracunan” kata Ishida.
“sudahlah, ayo lekas bantu kami.. beritahulah bagaimana cara mengolah coklat-coklat ini” kata Matsumoto.
“oke.. potong coklatnya kecil-kecil agar cepat meleleh” kata Ishida. Dan di mulailah acara membuat coklat di rumah Ishida.

Pukul 01.50 di rumah Ishida.
Suasana sepi, sepertinya semua orang sedang tertidur. Ternyata tidak! menarik. Rukia, Hinamori, dan Ishida tertidur di ruang makan di rumah Ishida, setelah selesai membungkusnya Matsumoto tak langsung tidur dia mengendap-endap keluar rumah Ishida setelah selesai menaruh pesan di atas meja makan.
Matsumoto berhasil keluar tanpa menimbulkan suara, kemudian dengan berlari ia pergi ke arah kuil yang berada di pusat kota. Ternyata ia tidak menuju kuil, ia terus berlari dan berlari hingga akhirnya sampai di pinggir kota karakura. Dia berhenti di depan apartement yang sedikit mewah, ia menghampiri kotak pos dan setelah menemukan kotak yang ia cari ia pun segera memasukan bungkusan coklat yang telah berhasil ia buat itu. Setelah selesai Matsumoto segera pergi ke arah sekolah Ichigo.

Pukul 03.07 di sebuah apartement.
Inoue melihat sekelebat seseorang, seperti sosok Matsumoto “Matsumoto-san” desis Inoue. Tapi saat ia dekati, sosok tersebut telah hilang. Inoue pun berbalik dan berjalan menuju apartement yang menjadi tujuannya. Seperti Matsumoto, ia mencari nama yang ada di setiap kotak pos di apartement itu. Setelah ia temukan dengan sedikit berharap ia memasukkan bungkusan yang mungkin coklat ke dalam kotak pos yang ia cari itu. Setelah selesai dia segera pergi kembali menuju ke apartementnya.

Pukul 06.11 di rumah Ishida.
Ishida terbangun dari tidurnya, dia kaget melihat Rukia dan Hinamori yang tertidur di rumahnya setelah ingat akan acara membuat coklat kemarin dia pun segera membangunkan mereka berdua. “hoy, bangun.. sudah pagi nih.. apa kalian tidak pergi?” kata Ishida berusaha membangunkan mereka berdua.
“hm..” Hinamori terbangun dari tidurnya “ah, pagi Ishida-kun.. maaf, kami telah tidur di rumahmu..” kata Hinamori.
“ya, tak apa-apa” kata Ishida.
“Rukia-san.. bangun.. sudah pagi..” kata Hinamori sambil menggoyang-goyang tubuh Rukia.
“iyaaaa.. haduuuh.. capek.. pegal sekali badanku..” kata Rukia sambil berusaha membuka kelopak matanya. “eh? Matsumoto-san mana?” kata Rukia setelah sadar akan tidak adanya Matsumoto.
“sepertinya dia telah pergi.. lihat sepatunya tidak ada..” kata Ishida.
“ah, ada pesan dari Matsumoto-san” kata Hinamori saat menemukan pesan yang di tulis Matsumoto.
“lihat.. lihat.. “ kata Rukia.
“isinya.. ‘aku pergi duluan, maaf ya aku pergi tak bilang-bilang >_<>
“hm.. oya terima kasih ya Ishida.. oke aku ambilkan coklat yang telah kita buat! Ayo kita bungkus Hinamori” kata Rukia.
“baik~!” kata Hinamori patuh.
Rukia pergi ke dapur mangambil coklat-coklat yang buatannya dan buatan Hinamori. Hinamori pergi ke ruang tamu untuk mengambil kertas yang untuk membungkus coklat-coklatnya.
“yosh! Ayo kita bungkus~~~!” Rukia memulai membungkus coklat-coklatnya. Ishida segera ke dapur untuk membersihkan dapur yang kotor.

Pukul 06.59 di depan rumah Ishida.
“arigatou Ishida-kun!” kata Hinamori sambil membungkukan badan.
“makasih, byeeee” kata Rukia.
“tunggu Rukia-san!” Hinamori berlari-lari menyusul Rukia.
Rukia dan Hinamori berjalan sambil berbincang-bincang. “Matsumoto-san pergi ke mana ya Rukia-san?” tanya Hinamori.
“mungkin pergi ke tempat ichimaru mungkin, ngasih coklat yang ia buat” kata Rukia asal.
“Ichimaru-san?” tanya Hinamori, Hinamori teringat akan Aizen sang mantan Kaptennya.
“ya, mungkin saja.. oya, mau kau berikan kepada siapa coklat buatanmu Hinamori?” tanya Rukia.
“ah.. itu.. anoo..” Hinamori bingung menjawabnya.
“buat si pendek Toushirou ya?” tanya Rukia menggoda Hinamori.
“siapa yang kau sebut ‘pendek’ Rukia?!” tanya Hitsugaya. Tak di sangka-sangka Hitsugaya yang sedang berjalan-jelan bertemu dengan Hinamori dan Rukia, dan secara tak sengaja mendengar Rukia mengatainya ‘pendek’.
“ehh.. anoo, etoo.. ah.. ja mata Hinamori.. toshirou taichou!” kata Rukia segera kabur dari amukan Hitsugaya.
“shirou-chan.. ohayou” kata Hinamori.
“panggil aku toshirou taichou Hinamori” kata Hitsugaya mengingatkan.
“ehehe.. oya Shirou-chan.. ini” Hinamori memberikan bungkusan kepada Hitsugaya, perlahan-lahan pipi Hinamori memerah.
“apa ini?” tanya Hitsugaya.
“buka saja” kata Hinamori sedikit malu. Hitsugaya yang sediki penasaran membuka bungkusan itu, “coklat?” kata Hitsugaya.
“di makan ya Shirou-chan” mohon Hinamori. Hitsugaya melihat Hinamori, kemudian ia memakan sedikit coklat itu, “hm.. lumayan enak.. terima kasih Hinamori” kata Hitsugaya. Hinamori pun tersenyum bahagia.

Pukul 07.27 di rumah Ichigo.
Rukia masuk ke dalam rumah Ichigo tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, “ohayou!! Pagi semua..!!” sapa Rukia di meja makan.
“Rukia.. dari mana saja kau semalam?” tanya Ichigo
“oh, itu.. aku dari rumah Ishida bersama Hinamori dan Matsumoto..” kata Rukia.
“ngapain kamu ke sana?” tanya Ichigo.
“mo tau aja..” kata Rukia sok rahasia.
“ya sudah..” kata Ichigo tak ambil pusing.
“ayo Rukia-chan, sarapan.. aku tadi memasakan bagianmu..” kata Yuzu, adik Ichigo.
“ayo Rukia, cepatlah makan nanti dingin loh” kata Karin, adik Ichigo juga.
“ayah pergi melihat pasien ya” kata Isshin, ayah Ichigo.
“aku juga ikut yah..” kata Yuzu.
“aku pergi dulu.. aku berangkat” kata Karin sambil meninggalkan rumah.
“kenapa aku harus tinggal bersama dengan’nya’?” kata Ichigo sengsara.
“Itadakimasu~!” Rukia mulai makan.
Ichigo mau tak mau pun tinggal di rumah bersama Rukia.
Pukul 14.35 di rumah Ichigo.
Rukia mendekati Ichigo yang sedang asyik menonton TV, “Ichigo.. ikut aku pergi yuk” ajak Rukia.
“kemana?” tanya Ichigo malas.
“ikut aja deh” kata Rukia.
“tunggu sebentar” Ichigo pergi ke kamarnya.
Tak lama kemudian, Ichigo kembali dengan memakai jaketnya. “ayo” kata Ichigo. Rukia dan Ichigo pun pergi meninggalkan rumah. Siang itu salju turun lagi di kota Karakura, permukaan tanah menjadi tertutupi oleh salju putih. Putih, putih, di mana-mana putihnya salju nampak. Rukia ternyata mengajak Ichigo pergi ke bukit yang ada di pinggiran kota Karakura. Dari sana, pemandangan yang nampak indah sekali, putih salju terhampar di sana sini. Rukia yang menyukai salju nampak gembira. Tiba-tiba Rukia memberikan bungkusan kepada Ichigo, “ini.. untukmu..” kata Rukia.
Ichigo menerima bungkusan itu, di bukanya bungkusan tersebut. Ternyata coklat, “terima kasih Rukia” kata Ichigo sambil mengigit coklat tersebut. Rukia terlihat senang, pipi Rukia memerah entah karena kedinginan atau karena malu. Akhirnya mereka menghabiskan waktu di sana dengan hanya memandangi pemandangan salju dan kota Karakura saja.

Flashback
Pukul 10.03 di sebuah apartement.
Sebuah kotak pos di buka oleh seseorang, di dalam kotak pos itu terdapat bungkusan kecil oleh si empunya di ambilah bungkusan itu. Ichimaru, ya si pemilik kotak pos tadi adalah Ichimaru. Dia pandangi bungkusan itu, dia buka bungkusan itu. Coklat, ya isi bungkusan itu adalah coklat. Berbentuk chibi seorang anak kecil laki-laki. Mengingatkan ia akan dirinya dulu waktu masih kecil. Ia pun menduga yang memberikan coklat itu adalah Matsumoto. Ichimaru segera pergi ke suatu tempat.
Pukul 10.15 di sebuah apartement.
Ulquiorra melihat Ichimaru pergi keluar dari apartement, ia pun tak ambil pusing. Iseng dia membuka kotak posnya, tak di sangka di sana ada sebuah bungkusan. Di bukanya bungkusan itu, coklat isinya coklat berbentuk hati yang bersayap iblis. Ia memakan coklat itu, “enak” katanya. “terima kasih.. Inoue..” desah Ulquiorra.

Pukul 10.17 di apartement Inoue.
“terima kasih kembali Ulquiorra” desis Inoue, kedua pipinya memerah.

Pukul 12.35 di sekolah Ichigo.
“salju.. salju turun lagi.. dingin.. apa dia telah menerima coklat itu ya?” Matsumoto mulai berbicara sendiri. Tiba-tiba sebuah syal jatuh menutupi kepalanya. “apa ini?” tanyanya sambil mengambil syal tersebut, ia berkata sambil mendongak “syal? Siapa?”
Ichimaru sedang berdiri tak jauh dari Matsumoto, “halo Matsumoto, lama tak jumpa.. terima kasih atas coklat yang kau berikan” katanya sambil menampilkan senyumannya yang khas.
“ya, sama-sama..” Matsumoto tertunduk.
“kalau begitu, sampai jumpa” kata Ichimaru singkat, lalu ia pergi. Matsumoto memandangi kepergian Ichimaru, “terima kasih” desisnya.

Malam itu..
Semua insan tertawa..
Berbagi kasih..
Berbagi kegembiraan..
Tawa terdengar..
Pesta tergelar..
Semua gembira..
Semua bahagia..
Valentine’s Day..
Hari Kasih sayang..
“SELAMAT HARI VALENTINE!! HAPPY VALENTINE’S DAY”
:D

fanfic Bleach : Valentine's Day





Pukul 19.15 pusat kota.
Malam yang dingin, salju perlahan turun menutupi tanah yang kecoklatan. Malam ini, malam valentine’s day hari kasih sayang. Toko-toko yang menjual berbagai macam coklat sungguh sangat ramai di kunjungi oleh remaja, terutama yang berjenis kelamin cewek. Salah satu pengunjung sekaligus pembeli itu bernama Inoue Orihime, Inoue ternyata tidak sendirian ia datang bersama dengan para shinigami yang sedang memakai gigai mereka. Rukia, Matsumoto, dan juga Hinamori, mereka sedang sibuk mencari coklat yang sesuai. Ternyata, mereka akan membuat coklat untuk seseorang!.
“hm.. inoue, apa coklat ini enak?” tanya Matsumoto sambil menunjukkan sebuah batang coklat.
“wah! Itu coklat yang sangat enak Matsumoto-san! Apa lagi kalo di campur dengan *piiiiiiiiiiip* (sensor)” kata Inoue ceria. Matsumoto yang teringat akan kemampuan Inoue dalam memasak pun memasang tampang jijik saat Inoue mengucapkan bahan yang dia anggap sangat enak itu.
“ooh, yayaya.. aku beli yang ini saja” kata Matsumoto sambil mengambil beberapa batang coklat yang berukuran besar.
“ehm, anoo.. apa Rukia-san bisa mengolah coklat?” tanya Hinamori.
“coklat? Tidak.. bagaimana kalo kau minta bantuan kepada Ishida saja?” kata Rukia menganjurkan.
“Ishida-san? Ah, apa Rukia-san mau menemaniku ke rumah Ishida-san?” tanya Hinamori memohon.
“hm, boleh saja.. kapan?” tanya Rukia.
“Selesai kita membeli coklat bagaimana?” kata Hinamori meminta persetujuan Rukia.
“oke! Aku juga membuat coklat ah!” kata Rukia sambil mulai mencari coklat yang pas.
“arigatou Rukia-san!” kata Hinamori.
“yo” jawab Rukia.

Pukul 19.45 Di jalan yang remang-remang...
“akhirnya selesai juga.. kau beli apa saja Inoue?” tanya Rukia.
“ah, aku beli Coklat yang enak sekali Rukia-chan! Dan tadi aku juga membeli bawang, cabai, merica, dan masih banyak lagi untuk di campur dengan coklat!” kata Inoue tetap dengan wajah ceria.
“ooh.. begitu..” kata Rukia, dengan serempak Rukia, Matsumoto, dan Hinamori langsung membayangkan coklat buatan Rukia, langsung saja mereka bertiga merasa ingin muntah!.
“oh ya!” Rukia teringat sesuatu, “bagaimana kalo kita ke rumah Ishida? Kita mengolah coklat-coklat ini dengan baqntuan Ishida.. bagaimana?” tanya Rukia.
“ah! Aku setuju Rukia!” kata Matsumoto setuju.
“aku ikut!” kata Hinamori.
“ah, aku mengolahnya sendiri saja.. kalian ke rumah Ishida-san saja, tanpa aku tidak apa-apa kan?” kata Inoue.
“apa nggak apa-apa Inoue?” tanya Rukia.
“ya, tidak apa-apa kok Rukia-chan” kata Inoue meyakinkan.
“oke! Jaga rumah baik-baik ya Inoue-chan! Bye bye!” kata Matsumoto sambil mulai berjalan ke arah rumah Ishida, Rukia mengikuti Matsumoto. Hinamori yang tak tega pun memandang Inoue sambil meminta persetujuan. “ah, tak apa-apa kok Hinamori-chan.. kau pergi saja ke rumah Ishida, oke? Bye selamat bersenang-senang” Kata Inoue sambil berlari ke arah apartementnya. Hinamori pun berbalik dan berlari menyusul Matsumoto dan Rukia.

Pukul 20.20 Di apartement Inoue...
Hitsugaya sedang menonton TV sambil melamun, tiba-tiba dia di kejutkan oleh suara pintu yang di buka dengan tiba-tiba. Saat Hitsugaya lihat ternyata Inoue yang datang “oi Inoue! Mana yang lain? Matsumoto dan Hinamori?” tanya Hitsugaya. Inoue hanya diam saja sambil meletakkan sepatunya tanpa menjawab pertanyaan Hitsugaya. Hitsugaya yang kesal karena tak mendapat jawaban mulai mendekati Inoue, tiba-tiba Inoue jatuh terduduk. Hitsugaya yang mendekati Inoue tersentak kaget, tidak dia sangka ternyata Inoue sedang menangis.
“oi, Inoue.. ada apa? Kenapa kau menangis?” tanya Hitsugaya.
“hiks.. hiks.. hiks.. hiks..” Inoue menangis sesengukan tak menghiraukan pertanyaan Hitsugaya. Tiba-tiba ia berdiri dan berlari ke arah dapur, Hitsugaya yang bingung mengikuti Inoue. Di dapur Inoue langsung mengeluarkan semua barang yang ia beli, Hitsugaya makin tak mengerti.
“kenapa kau menangis Inoue!??” tanya Hitsugaya lagi.
“ah, maaf.. aku tak apa-apa.. oya, tadi Toushiro-san tanya kemana Matsumoto-san dan Hinamori-chan kan? Mereka sedang ke rumah Ishida bersama dengan Rukia-chan.. belajar memasak..” kata Inoue cepat.
“ooh, begitu.. kenapa kau tak ikut dengan mereka?” tanya Hitsugaya.
“aku ingin membuat coklat-ku sendiri” kata Inoue.
“coklat? Memang buat apa?” tanya Hitsugaya penasaran.
“besok tanggal 14 febuari, hari kasih sayang.. di mana setiap orang memberikan coklat atau hadiah kepada orang yang mereka sayangi.. tapi sebagian besar yang memberi coklat adalah anak cewek.. tapi ada juga segelintir anak cowok yang memberikan hadiah untuk anak cewek” kata Inoue menjelaskan.
“jadi begitu..” desah Hitsugaya mengerti.
“ya!” kata Inoue kembali ceria.
“jadi kau sekarang akan membuat coklat untuk orang yang kau sayangi?” tanya Hitsugaya kembali.
“tentu saja!” jawab Inoue.
“jangan kau memasukan bahan-bahan yang aneh-aneh Inoue” kata Hitsugaya mengingatkan.
“bahan yang aneh?” kata Inoue sambil membalikkan badan menghadap Hitsugaya, “kapan aku memasukan bahan yang aneh ke dalam masakanku?” tanya Inoue.
“sering!” jawab Hitsugaya cepat.
“aku kan hanya memasukan bahan yang menurut aku enak, seperti sekarang.. aku akan memasukan merica, daun seledri, cabai, bawang, dan garam” kata Inoue sedikit membela diri.
“apa?!? Apa kau ingin meracuni orang yang memakan coklatmu?!?” kata Hitsugaya.
“memang rasanya tidak enak ya?” tanya Inoue polos.
“tentu saja tidak!” kata Hitsugaya mulai sebal.
“maaf~” Inoue meminta maaf karna sudah membuat Hitsugaya kesal.
“ya! Sini, aku bantu kau membuat coklat” kata Hitsugaya.
“baik~!” Inoue pantuh.
Malam yang panjang bagi Hitsugaya pun di mulai~...

Pukul 20.22 Di rumah Ishida...
Ting tong.. ting tong.. ting tong.. bel berbunyi.. Ishida yang sedang menjahit bergegas menuju ke pintu depan, di bukanya pintu tersebut dan terlihatlah 3 sosok shinigami yang sedang memakai gigai..
“kalian.. sedang apa kalian? Kenapa kalian ke mari? Ada perlu apa?” tanya Ishida.
“Ishida-kun.. tolong ajari kami mengolah coklat-coklat ini” kata Matsumoto memelas sambil menunjukan kantong belanjaannya.
“coklat?” Ishida teringat akan Valentine’s Day, “buat valentine?” tanya Ishida.
“iya! Tolong bantu kami Ishida-kun” mohon Hinamori.
“oke.. ayo masuk..” kata Ishida berbaik hati.
“arigatou Ishida-kun” kata Hinamori.
Mereka berempat pun segera menuju ke arah dapur. “tumben kalian tidak bersama Inoue” tanya Ishida.
“Inoue katanya ingin mengolah coklatnya sendiri” kata Rukia.
“ooh.. semoga yang mendapat coklatnya Inoue tidak keracunan” kata Ishida.
“sudahlah, ayo lekas bantu kami.. beritahulah bagaimana cara mengolah coklat-coklat ini” kata Matsumoto.
“oke.. potong coklatnya kecil-kecil agar cepat meleleh” kata Ishida. Dan di mulailah acara membuat coklat di rumah Ishida.

Pukul 01.50 di rumah Ishida.
Suasana sepi, sepertinya semua orang sedang tertidur. Ternyata tidak! menarik. Rukia, Hinamori, dan Ishida tertidur di ruang makan di rumah Ishida, setelah selesai membungkusnya Matsumoto tak langsung tidur dia mengendap-endap keluar rumah Ishida setelah selesai menaruh pesan di atas meja makan.
Matsumoto berhasil keluar tanpa menimbulkan suara, kemudian dengan berlari ia pergi ke arah kuil yang berada di pusat kota. Ternyata ia tidak menuju kuil, ia terus berlari dan berlari hingga akhirnya sampai di pinggir kota karakura. Dia berhenti di depan apartement yang sedikit mewah, ia menghampiri kotak pos dan setelah menemukan kotak yang ia cari ia pun segera memasukan bungkusan coklat yang telah berhasil ia buat itu. Setelah selesai Matsumoto segera pergi ke arah sekolah Ichigo.

Pukul 03.07 di sebuah apartement.
Inoue melihat sekelebat seseorang, seperti sosok Matsumoto “Matsumoto-san” desis Inoue. Tapi saat ia dekati, sosok tersebut telah hilang. Inoue pun berbalik dan berjalan menuju apartement yang menjadi tujuannya. Seperti Matsumoto, ia mencari nama yang ada di setiap kotak pos di apartement itu. Setelah ia temukan dengan sedikit berharap ia memasukkan bungkusan yang mungkin coklat ke dalam kotak pos yang ia cari itu. Setelah selesai dia segera pergi kembali menuju ke apartementnya.

Pukul 06.11 di rumah Ishida.
Ishida terbangun dari tidurnya, dia kaget melihat Rukia dan Hinamori yang tertidur di rumahnya setelah ingat akan acara membuat coklat kemarin dia pun segera membangunkan mereka berdua. “hoy, bangun.. sudah pagi nih.. apa kalian tidak pergi?” kata Ishida berusaha membangunkan mereka berdua.
“hm..” Hinamori terbangun dari tidurnya “ah, pagi Ishida-kun.. maaf, kami telah tidur di rumahmu..” kata Hinamori.
“ya, tak apa-apa” kata Ishida.
“Rukia-san.. bangun.. sudah pagi..” kata Hinamori sambil menggoyang-goyang tubuh Rukia.
“iyaaaa.. haduuuh.. capek.. pegal sekali badanku..” kata Rukia sambil berusaha membuka kelopak matanya. “eh? Matsumoto-san mana?” kata Rukia setelah sadar akan tidak adanya Matsumoto.
“sepertinya dia telah pergi.. lihat sepatunya tidak ada..” kata Ishida.
“ah, ada pesan dari Matsumoto-san” kata Hinamori saat menemukan pesan yang di tulis Matsumoto.
“lihat.. lihat.. “ kata Rukia.
“isinya.. ‘aku pergi duluan, maaf ya aku pergi tak bilang-bilang >_<>
“hm.. oya terima kasih ya Ishida.. oke aku ambilkan coklat yang telah kita buat! Ayo kita bungkus Hinamori” kata Rukia.
“baik~!” kata Hinamori patuh.
Rukia pergi ke dapur mangambil coklat-coklat yang buatannya dan buatan Hinamori. Hinamori pergi ke ruang tamu untuk mengambil kertas yang untuk membungkus coklat-coklatnya.
“yosh! Ayo kita bungkus~~~!” Rukia memulai membungkus coklat-coklatnya. Ishida segera ke dapur untuk membersihkan dapur yang kotor.

Pukul 06.59 di depan rumah Ishida.
“arigatou Ishida-kun!” kata Hinamori sambil membungkukan badan.
“makasih, byeeee” kata Rukia.
“tunggu Rukia-san!” Hinamori berlari-lari menyusul Rukia.
Rukia dan Hinamori berjalan sambil berbincang-bincang. “Matsumoto-san pergi ke mana ya Rukia-san?” tanya Hinamori.
“mungkin pergi ke tempat ichimaru mungkin, ngasih coklat yang ia buat” kata Rukia asal.
“Ichimaru-san?” tanya Hinamori, Hinamori teringat akan Aizen sang mantan Kaptennya.
“ya, mungkin saja.. oya, mau kau berikan kepada siapa coklat buatanmu Hinamori?” tanya Rukia.
“ah.. itu.. anoo..” Hinamori bingung menjawabnya.
“buat si pendek Toushirou ya?” tanya Rukia menggoda Hinamori.
“siapa yang kau sebut ‘pendek’ Rukia?!” tanya Hitsugaya. Tak di sangka-sangka Hitsugaya yang sedang berjalan-jelan bertemu dengan Hinamori dan Rukia, dan secara tak sengaja mendengar Rukia mengatainya ‘pendek’.
“ehh.. anoo, etoo.. ah.. ja mata Hinamori.. toshirou taichou!” kata Rukia segera kabur dari amukan Hitsugaya.
“shirou-chan.. ohayou” kata Hinamori.
“panggil aku toshirou taichou Hinamori” kata Hitsugaya mengingatkan.
“ehehe.. oya Shirou-chan.. ini” Hinamori memberikan bungkusan kepada Hitsugaya, perlahan-lahan pipi Hinamori memerah.
“apa ini?” tanya Hitsugaya.
“buka saja” kata Hinamori sedikit malu. Hitsugaya yang sediki penasaran membuka bungkusan itu, “coklat?” kata Hitsugaya.
“di makan ya Shirou-chan” mohon Hinamori. Hitsugaya melihat Hinamori, kemudian ia memakan sedikit coklat itu, “hm.. lumayan enak.. terima kasih Hinamori” kata Hitsugaya. Hinamori pun tersenyum bahagia.

Pukul 07.27 di rumah Ichigo.
Rukia masuk ke dalam rumah Ichigo tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, “ohayou!! Pagi semua..!!” sapa Rukia di meja makan.
“Rukia.. dari mana saja kau semalam?” tanya Ichigo
“oh, itu.. aku dari rumah Ishida bersama Hinamori dan Matsumoto..” kata Rukia.
“ngapain kamu ke sana?” tanya Ichigo.
“mo tau aja..” kata Rukia sok rahasia.
“ya sudah..” kata Ichigo tak ambil pusing.
“ayo Rukia-chan, sarapan.. aku tadi memasakan bagianmu..” kata Yuzu, adik Ichigo.
“ayo Rukia, cepatlah makan nanti dingin loh” kata Karin, adik Ichigo juga.
“ayah pergi melihat pasien ya” kata Isshin, ayah Ichigo.
“aku juga ikut yah..” kata Yuzu.
“aku pergi dulu.. aku berangkat” kata Karin sambil meninggalkan rumah.
“kenapa aku harus tinggal bersama dengan’nya’?” kata Ichigo sengsara.
“Itadakimasu~!” Rukia mulai makan.
Ichigo mau tak mau pun tinggal di rumah bersama Rukia.
Pukul 14.35 di rumah Ichigo.
Rukia mendekati Ichigo yang sedang asyik menonton TV, “Ichigo.. ikut aku pergi yuk” ajak Rukia.
“kemana?” tanya Ichigo malas.
“ikut aja deh” kata Rukia.
“tunggu sebentar” Ichigo pergi ke kamarnya.
Tak lama kemudian, Ichigo kembali dengan memakai jaketnya. “ayo” kata Ichigo. Rukia dan Ichigo pun pergi meninggalkan rumah. Siang itu salju turun lagi di kota Karakura, permukaan tanah menjadi tertutupi oleh salju putih. Putih, putih, di mana-mana putihnya salju nampak. Rukia ternyata mengajak Ichigo pergi ke bukit yang ada di pinggiran kota Karakura. Dari sana, pemandangan yang nampak indah sekali, putih salju terhampar di sana sini. Rukia yang menyukai salju nampak gembira. Tiba-tiba Rukia memberikan bungkusan kepada Ichigo, “ini.. untukmu..” kata Rukia.
Ichigo menerima bungkusan itu, di bukanya bungkusan tersebut. Ternyata coklat, “terima kasih Rukia” kata Ichigo sambil mengigit coklat tersebut. Rukia terlihat senang, pipi Rukia memerah entah karena kedinginan atau karena malu. Akhirnya mereka menghabiskan waktu di sana dengan hanya memandangi pemandangan salju dan kota Karakura saja.

Flashback
Pukul 10.03 di sebuah apartement.
Sebuah kotak pos di buka oleh seseorang, di dalam kotak pos itu terdapat bungkusan kecil oleh si empunya di ambilah bungkusan itu. Ichimaru, ya si pemilik kotak pos tadi adalah Ichimaru. Dia pandangi bungkusan itu, dia buka bungkusan itu. Coklat, ya isi bungkusan itu adalah coklat. Berbentuk chibi seorang anak kecil laki-laki. Mengingatkan ia akan dirinya dulu waktu masih kecil. Ia pun menduga yang memberikan coklat itu adalah Matsumoto. Ichimaru segera pergi ke suatu tempat.
Pukul 10.15 di sebuah apartement.
Ulquiorra melihat Ichimaru pergi keluar dari apartement, ia pun tak ambil pusing. Iseng dia membuka kotak posnya, tak di sangka di sana ada sebuah bungkusan. Di bukanya bungkusan itu, coklat isinya coklat berbentuk hati yang bersayap iblis. Ia memakan coklat itu, “enak” katanya. “terima kasih.. Inoue..” desah Ulquiorra.

Pukul 10.17 di apartement Inoue.
“terima kasih kembali Ulquiorra” desis Inoue, kedua pipinya memerah.

Pukul 12.35 di sekolah Ichigo.
“salju.. salju turun lagi.. dingin.. apa dia telah menerima coklat itu ya?” Matsumoto mulai berbicara sendiri. Tiba-tiba sebuah syal jatuh menutupi kepalanya. “apa ini?” tanyanya sambil mengambil syal tersebut, ia berkata sambil mendongak “syal? Siapa?”
Ichimaru sedang berdiri tak jauh dari Matsumoto, “halo Matsumoto, lama tak jumpa.. terima kasih atas coklat yang kau berikan” katanya sambil menampilkan senyumannya yang khas.
“ya, sama-sama..” Matsumoto tertunduk.
“kalau begitu, sampai jumpa” kata Ichimaru singkat, lalu ia pergi. Matsumoto memandangi kepergian Ichimaru, “terima kasih” desisnya.

Malam itu..
Semua insan tertawa..
Berbagi kasih..
Berbagi kegembiraan..
Tawa terdengar..
Pesta tergelar..
Semua gembira..
Semua bahagia..
Valentine’s Day..
Hari Kasih sayang..
“SELAMAT HARI VALENTINE!! HAPPY VALENTINE’S DAY”
:D