Pages

Untuk pertama kalinya saya membuat fanfic Gakuen Alice~! XD

Maaf kalo jelek *nunduk-nunduk*

Selamat membaca! XD


Pemeran : Tokoh-tokoh Gakuen Alice (Alice Academy)

Disclaimer : Saya! *mengacungkan tangan sambil lompat-lompat* saya yang punya nih fanfic, tapi yang punya komiknya Tachibana Higuchi :D

Genre : Silakan cari tau sendiri *di jitak* niatnya sih Romance, tapi kaya'nya jadinya bukan Romance deh *pundung*

Summary : Saat mereka bertatap muka secara langsung untuk ke dua kalinya. "Kau!" seru ke duanya sambil saling menunjuk.

Pesta Topeng


Natsume pov

Malam ini entah mengapa aku sudah berada di sini, di tengah hiruk pikuk lautan manusia. Aku tak tau apa yang menarik hatiku sehingga aku tertarik untuk mengikuti pesta topeng ini. Sudah berkali-kali aku di tatap oleh cewek - cewek yang lewat di hadapanku, ku lihat tercetak ekspresi kagum di wajah mereka. Tapi aku terlalu cuek, tak ku perdulikan mereka. Lama-lama aku bosan juga dengan tatapan mereka, akhirnya aku memilih memanjat salah satu dahan pohon yang daunnya lebat. Ku pikir tidur di atas sini bukan ide yang buruk. Ku lepas topeng yang hanya menutupi sekitar mataku itu, dan aku membaringkan tubuhku mencoba untuk tidur.

Aku tak tahu sudah berapa lama aku berada di atas sini, yang pasti dari sekian waktu itu aku tak sempat memejamkan mata barang sedetik pun. Aku tak tahu kenapa tiba-tiba kedua kelopak mataku tak mau menuruti perintahku. Aku mencoba duduk sambil bersandar pada batang pohon yang besar ini, ku coba untuk memandang ke arah pesta yang sedang berlangsung itu hitung-hitung cuci mata lah.

Ku lihat seorang cewek memakai gaun berwarna putih - coklat muda, gaun yang ia pakai tak terlalu mencolok mungkin karena di pesta ini semua memakai pakaian yang berbeda kali ya?. Aku tak tahu kenapa sekolah kali ini berbaik hati memperbolehkan semuanya memakai pakaian yang berbeda di pesta ini, padahal di pesta-pesta yang lain saja pakaian kami seragam. Ah ya, cewek tadi tengah berada di dekat meja tempat makanan berada, dia terlihat bingung dan berkali-kali iya menoleh ke sana ke mari. Uhm, siapa dia? menarik, akan ku sapa dia. Aku memakai topengku lagi dan segera meloncat turun. Aku berjalan mendekatinya, sepertinya dia masih tak menyadari ke beradaanku.

Aku sudah berada di dekatnya, ku hentikan langkahku. Sekarang, apa yang harus aku lakukan? tak mungkin aku menyapanya langsung sekarang. Uhm, aku akan berpura-pura akan mengambil makanan atau minuman yang sama agar tangannya dan tanganku tak sengaja bertemu. Uhm, tak terlalu buruk. Ah, diam akan mengambil minuman itu, baiklah. Ku ulurkan tanganku mencoba mengambil minuman yang sama. Dengan sukses tangan ku menyentuh telapak tangannya. Ah, dia menoleh padaku.

"Maaf ..." ujarku spontan.

Hey! Aku tak pernah mengucapkan kata ini pada siapa pun selain pada sahabat dan keluargaku, itu pun saat aku terdesak. Kenapa tadi aku mengucapkan kata itu padanya yang belum aku kenal? ah, aku tak tahu.

Cewek itu memandang wajahku, kemudian ia terkikik. Kenapa dia terkikik begitu? apa ada yang lucu?.

"Tidak tidak, aku yang harusnya minta maaf" ujarnya seraya tersenyum. Entah mengapa senyumnya itu dapat menggetarkan hatiku.

"Ah, terserah kau saja" sahutku sambil membuang muka. Sudut-sudut bibirku terangkat, aku tersenyum!.

"Hey, kau murid sini?" tanyanya sambil melihat wajahku.

"Yeah, kalau aku bukan murid sini tak mungkin aku berada di sini ... sedangkan kau? kau dari kelas mana? aku tak pernah merasa bertemu denganmu, kurasa..." ujarku sambil memandang wajahnya.

Lagi-lagi dia terkikik.

"Tidak tidak ... aku bukan murid sini ... "

Aku kaget, segera ku potong perkataannya.

"Lalu kalau kau bukan murid sini, kenapa kau bisa berada di sini?" tanyaku lagi.

"Makanya itu jangan potong omonganku, aku tadi mau menjelaskannya" ujarnya sambil lagi-lagi terkikik geli. "Aku ke sini menemani ke dua orang tua ku, mereka dulu alumni sini ... seharusnya aku murid sini sih, tapi dulu aku menolak untuk masuk ke sekolah ini ... kau kan pasti tau kalau masuk ke sini berarti harus siap berpisah dengan keluarga hingga lulus SMA ... singkatnya aku masih belum siap" ujarnya panjang lebar.

Ah, aku lupa, ini kan pesta reunian dan pesta yang hanya untuk mengumpulkan para alumni atau yang masih bersekolah di sini. Aku melihat topeng yang ia kenakan. Sederhana, berwarna cekolat gelap dan hanya ada bulu-bulu putih yang melapisi tepinya dan juga beberapa intan di sudutnya.

"Pantas saja topengmu berbeda dengan yang lain" ujarku sambil mengerlingkan kepala ku ke arah segerombolan murid lain yang berada di belakangku.

"Oh, pantas saja topeng kalian hampir sama!" serunya sambil mengamati topengku. "Uhm, kurasa topeng itu cocok dengan matamu" ujarnya lagi sambil memandang lurus ke arah mataku.

Aku mengingat warna topengku, hitam dengan sedikit warna merah marun, pantas saja dia mengatakan cocok dengan mataku yang berwarna merah ini.

"Ah, yeah ... ku rasa juga begitu" ujarku sambil membuang muka.

"Ah~! musik ini ... it's time to dance!" serunya sambil menoleh ke sana ke mari, sepertinya mencari seseorang.

"Kau mencari siapa?" tanyaku. Entah kenapa pada gadis ini, aku ingin tau apa saja tentangnya.

"Aku mencari orang tuaku, atau mungkin kakakku ... aku ingin berdansa dengan salah satu dari mereka ..." jawabnya dengam masih memandnag ke sekitar kami.

Aku memutar bola mata ku. Uhm, kenapa tak ku ajak dia berdansa saja? baiklah.

"Nah, lady ... mau kah kau berdansa denganku?" ujarku pelan sambil menyodorkan telapak tangan kananku.

Ku lihat dia kaget. Kemudian ia terkikik tuk kesekian kalinya. Ia menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, dengan senang hati tuan" ujar sambil mengangkat gaun di bagian sampingnya, kemudian ia letakkan telapak tangannya di atas tanganku.

Ku ajak dia turun ke lantai dansa. Uhm, itu bukan lantai dansa sungguhan, karena ini aslinya hanya tanah yang berselimutkan rumput. Tapi mau bagaimana lagi? Pesta di adakan di hamparan taman yang luas, jadi mau tak mau jika berdansa ya di atas rumput.

Kami berdua berdansa di antara orang-orang yang tak kami kenal. Ia tertawa, terlihat sangat bahagia. Lagi-lagi sudut-sudut bibirku terangkat, dengan sukses cewek itu dapat membuatku tersenyum!.

Kami tak tau sudah berapa lama kami berdansa berdua, tapi menurutku itu baru sebentar. Tiba-tiba dia memandang arloji yang ia pakai, Ia terbelalak melihat jarum arlojinya. I memandangku.

"Kau punya akun MSN?" tanyanya sambil tersenyum.

Aku tak mengerti kenapa dia tiba-tiba bertanya seperti itu padaku, tapi akhirnya ku jawab saja dengan anggukan kepala.

"Uhm, kau punya bolpoint?" tanyanya lagi.

Aku menggeleng. Tiba-tiba aku ingat ada banyak bolpoint dan kertas yang di sediakan sekolah di suatu meja.

"Kalau kau membutuhkannya, di sana ada benda yang kau cari" kataku sambil menunjuk sebuah meja kecil yang dekat dengan segerombolan teman-teman sekelasku.

Dengan segera ia pergi menuju meja itu. Di ambilnya sebuah bolpoint dan kertas, dan ia menulis sesuatu di kertas itu. Aku menghampirinya. Dia menoleh padaku, lagi-lagi ia tersenyum. Dia menaruh kertas itu pada tanganku.

"Ini, kirimlah permintaan pertemanan ke MSN ku ini ... aku harus pergi sekarang, keluargaku sudah menunggu ... sampai jumpa lagi ... " dia melihat mataku sekilas. "Tuan Crimson" lanjutnya sambil terkikik.

Ia berlari kecil menjauh dariku. Ku pandangi tubuhnya hingga tak terlihat olehku. Tiba-tiba bahuku di tepuk seseorang, aku menoleh dan ku lihat sahabatku yang menepuk pundakku.

"Ada apa?" tanyaku sebiasa mungkin.

"Itu tadi siapa? temanmu?" tanyanya sambil memainkan telinga seekor kelinci yang ada di gendongannya.

Aku mengangkat bahu, dan kemudian aku berjalan menuju arah Asrama.

"Aku ingin tidur, aku bosan di sini terus" ujarku pada sahabatku itu.

Aku tak mendengar jawaban dari mulutnya, sudahlah pasti dia akan memaklumi tingkahku ini. Ku lihat kertas yang masih berada di tanganku itu. tertulis 'purehazel01'. Hazel? itu mengingatkan aku pada warna rambut dan bola matanya. Uhm, Hazel.

-TBC-


Maaf kalo pendek~ *nunduk-nunduk*

Untuk kelanjutannya ...

Tunggu chapter selanjutnya ya!

REVIEW please?

FF Gakuen Alice - Dia - Pesta Topeng (1)

Untuk pertama kalinya saya membuat fanfic Gakuen Alice~! XD

Maaf kalo jelek *nunduk-nunduk*

Selamat membaca! XD


Pemeran : Tokoh-tokoh Gakuen Alice (Alice Academy)

Disclaimer : Saya! *mengacungkan tangan sambil lompat-lompat* saya yang punya nih fanfic, tapi yang punya komiknya Tachibana Higuchi :D

Genre : Silakan cari tau sendiri *di jitak* niatnya sih Romance, tapi kaya'nya jadinya bukan Romance deh *pundung*

Summary : Saat mereka bertatap muka secara langsung untuk ke dua kalinya. "Kau!" seru ke duanya sambil saling menunjuk.

Pesta Topeng


Natsume pov

Malam ini entah mengapa aku sudah berada di sini, di tengah hiruk pikuk lautan manusia. Aku tak tau apa yang menarik hatiku sehingga aku tertarik untuk mengikuti pesta topeng ini. Sudah berkali-kali aku di tatap oleh cewek - cewek yang lewat di hadapanku, ku lihat tercetak ekspresi kagum di wajah mereka. Tapi aku terlalu cuek, tak ku perdulikan mereka. Lama-lama aku bosan juga dengan tatapan mereka, akhirnya aku memilih memanjat salah satu dahan pohon yang daunnya lebat. Ku pikir tidur di atas sini bukan ide yang buruk. Ku lepas topeng yang hanya menutupi sekitar mataku itu, dan aku membaringkan tubuhku mencoba untuk tidur.

Aku tak tahu sudah berapa lama aku berada di atas sini, yang pasti dari sekian waktu itu aku tak sempat memejamkan mata barang sedetik pun. Aku tak tahu kenapa tiba-tiba kedua kelopak mataku tak mau menuruti perintahku. Aku mencoba duduk sambil bersandar pada batang pohon yang besar ini, ku coba untuk memandang ke arah pesta yang sedang berlangsung itu hitung-hitung cuci mata lah.

Ku lihat seorang cewek memakai gaun berwarna putih - coklat muda, gaun yang ia pakai tak terlalu mencolok mungkin karena di pesta ini semua memakai pakaian yang berbeda kali ya?. Aku tak tahu kenapa sekolah kali ini berbaik hati memperbolehkan semuanya memakai pakaian yang berbeda di pesta ini, padahal di pesta-pesta yang lain saja pakaian kami seragam. Ah ya, cewek tadi tengah berada di dekat meja tempat makanan berada, dia terlihat bingung dan berkali-kali iya menoleh ke sana ke mari. Uhm, siapa dia? menarik, akan ku sapa dia. Aku memakai topengku lagi dan segera meloncat turun. Aku berjalan mendekatinya, sepertinya dia masih tak menyadari ke beradaanku.

Aku sudah berada di dekatnya, ku hentikan langkahku. Sekarang, apa yang harus aku lakukan? tak mungkin aku menyapanya langsung sekarang. Uhm, aku akan berpura-pura akan mengambil makanan atau minuman yang sama agar tangannya dan tanganku tak sengaja bertemu. Uhm, tak terlalu buruk. Ah, diam akan mengambil minuman itu, baiklah. Ku ulurkan tanganku mencoba mengambil minuman yang sama. Dengan sukses tangan ku menyentuh telapak tangannya. Ah, dia menoleh padaku.

"Maaf ..." ujarku spontan.

Hey! Aku tak pernah mengucapkan kata ini pada siapa pun selain pada sahabat dan keluargaku, itu pun saat aku terdesak. Kenapa tadi aku mengucapkan kata itu padanya yang belum aku kenal? ah, aku tak tahu.

Cewek itu memandang wajahku, kemudian ia terkikik. Kenapa dia terkikik begitu? apa ada yang lucu?.

"Tidak tidak, aku yang harusnya minta maaf" ujarnya seraya tersenyum. Entah mengapa senyumnya itu dapat menggetarkan hatiku.

"Ah, terserah kau saja" sahutku sambil membuang muka. Sudut-sudut bibirku terangkat, aku tersenyum!.

"Hey, kau murid sini?" tanyanya sambil melihat wajahku.

"Yeah, kalau aku bukan murid sini tak mungkin aku berada di sini ... sedangkan kau? kau dari kelas mana? aku tak pernah merasa bertemu denganmu, kurasa..." ujarku sambil memandang wajahnya.

Lagi-lagi dia terkikik.

"Tidak tidak ... aku bukan murid sini ... "

Aku kaget, segera ku potong perkataannya.

"Lalu kalau kau bukan murid sini, kenapa kau bisa berada di sini?" tanyaku lagi.

"Makanya itu jangan potong omonganku, aku tadi mau menjelaskannya" ujarnya sambil lagi-lagi terkikik geli. "Aku ke sini menemani ke dua orang tua ku, mereka dulu alumni sini ... seharusnya aku murid sini sih, tapi dulu aku menolak untuk masuk ke sekolah ini ... kau kan pasti tau kalau masuk ke sini berarti harus siap berpisah dengan keluarga hingga lulus SMA ... singkatnya aku masih belum siap" ujarnya panjang lebar.

Ah, aku lupa, ini kan pesta reunian dan pesta yang hanya untuk mengumpulkan para alumni atau yang masih bersekolah di sini. Aku melihat topeng yang ia kenakan. Sederhana, berwarna cekolat gelap dan hanya ada bulu-bulu putih yang melapisi tepinya dan juga beberapa intan di sudutnya.

"Pantas saja topengmu berbeda dengan yang lain" ujarku sambil mengerlingkan kepala ku ke arah segerombolan murid lain yang berada di belakangku.

"Oh, pantas saja topeng kalian hampir sama!" serunya sambil mengamati topengku. "Uhm, kurasa topeng itu cocok dengan matamu" ujarnya lagi sambil memandang lurus ke arah mataku.

Aku mengingat warna topengku, hitam dengan sedikit warna merah marun, pantas saja dia mengatakan cocok dengan mataku yang berwarna merah ini.

"Ah, yeah ... ku rasa juga begitu" ujarku sambil membuang muka.

"Ah~! musik ini ... it's time to dance!" serunya sambil menoleh ke sana ke mari, sepertinya mencari seseorang.

"Kau mencari siapa?" tanyaku. Entah kenapa pada gadis ini, aku ingin tau apa saja tentangnya.

"Aku mencari orang tuaku, atau mungkin kakakku ... aku ingin berdansa dengan salah satu dari mereka ..." jawabnya dengam masih memandnag ke sekitar kami.

Aku memutar bola mata ku. Uhm, kenapa tak ku ajak dia berdansa saja? baiklah.

"Nah, lady ... mau kah kau berdansa denganku?" ujarku pelan sambil menyodorkan telapak tangan kananku.

Ku lihat dia kaget. Kemudian ia terkikik tuk kesekian kalinya. Ia menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, dengan senang hati tuan" ujar sambil mengangkat gaun di bagian sampingnya, kemudian ia letakkan telapak tangannya di atas tanganku.

Ku ajak dia turun ke lantai dansa. Uhm, itu bukan lantai dansa sungguhan, karena ini aslinya hanya tanah yang berselimutkan rumput. Tapi mau bagaimana lagi? Pesta di adakan di hamparan taman yang luas, jadi mau tak mau jika berdansa ya di atas rumput.

Kami berdua berdansa di antara orang-orang yang tak kami kenal. Ia tertawa, terlihat sangat bahagia. Lagi-lagi sudut-sudut bibirku terangkat, dengan sukses cewek itu dapat membuatku tersenyum!.

Kami tak tau sudah berapa lama kami berdansa berdua, tapi menurutku itu baru sebentar. Tiba-tiba dia memandang arloji yang ia pakai, Ia terbelalak melihat jarum arlojinya. I memandangku.

"Kau punya akun MSN?" tanyanya sambil tersenyum.

Aku tak mengerti kenapa dia tiba-tiba bertanya seperti itu padaku, tapi akhirnya ku jawab saja dengan anggukan kepala.

"Uhm, kau punya bolpoint?" tanyanya lagi.

Aku menggeleng. Tiba-tiba aku ingat ada banyak bolpoint dan kertas yang di sediakan sekolah di suatu meja.

"Kalau kau membutuhkannya, di sana ada benda yang kau cari" kataku sambil menunjuk sebuah meja kecil yang dekat dengan segerombolan teman-teman sekelasku.

Dengan segera ia pergi menuju meja itu. Di ambilnya sebuah bolpoint dan kertas, dan ia menulis sesuatu di kertas itu. Aku menghampirinya. Dia menoleh padaku, lagi-lagi ia tersenyum. Dia menaruh kertas itu pada tanganku.

"Ini, kirimlah permintaan pertemanan ke MSN ku ini ... aku harus pergi sekarang, keluargaku sudah menunggu ... sampai jumpa lagi ... " dia melihat mataku sekilas. "Tuan Crimson" lanjutnya sambil terkikik.

Ia berlari kecil menjauh dariku. Ku pandangi tubuhnya hingga tak terlihat olehku. Tiba-tiba bahuku di tepuk seseorang, aku menoleh dan ku lihat sahabatku yang menepuk pundakku.

"Ada apa?" tanyaku sebiasa mungkin.

"Itu tadi siapa? temanmu?" tanyanya sambil memainkan telinga seekor kelinci yang ada di gendongannya.

Aku mengangkat bahu, dan kemudian aku berjalan menuju arah Asrama.

"Aku ingin tidur, aku bosan di sini terus" ujarku pada sahabatku itu.

Aku tak mendengar jawaban dari mulutnya, sudahlah pasti dia akan memaklumi tingkahku ini. Ku lihat kertas yang masih berada di tanganku itu. tertulis 'purehazel01'. Hazel? itu mengingatkan aku pada warna rambut dan bola matanya. Uhm, Hazel.

-TBC-


Maaf kalo pendek~ *nunduk-nunduk*

Untuk kelanjutannya ...

Tunggu chapter selanjutnya ya!

REVIEW please?