Pages

Bel telah berbunyi 10 menit yang lalu, tapi kelas 11-S a.k.a Akatsuki masih ramai lantaran wali kelas mereka yang harusnya mengajar mereka sekarang malah tak kunjung datang. Deidara masih seperti beberapa saat yang lalu, memandang ke pemandangan di luar kelas sambil mengerutkan kening dan masih juga berwajah pucat. Dan para Akatsuki yang lain duduk di bangku masing-masing sambil mengobrol satu sama lain, kecuali Tobi yang harus di rawat inap *?* di UKS. Tiba-tiba Zetsu yang duduk di dekat pintu kelas menyadari ke datangan wali kelas tercinta mereka, Narumi-sensei yang lebih akrab di panggil Naru oleh anak didiknya.
"He, Hey! si Naru udah dateng tuh!!" seru Zetsu mengingatkan teman-temannya. Serentak seisi kelas menjadi sedikit lebih tenang (nyatanya tetap saja ramai kaya pasar ==").
Pintu di buka (dobrak) oleh sesosok lelaki dewasa yang berambut pirang, senyum terukir di wajahnya. Orang itu, Naru segera melangkahkan kakinya memasuki kelas ia berhenti tepat di tengah-tengah depan papan tulis.
"Ehem, Ohayou minna-san~!!" sapa Naru dengan tak lupa menggunakan toa ke banggaannya.
Seisi kelas diam sambil menutup telinga mereka masing-masing, tak ada yang berminat untuk membalas sapaan wali kelas mereka itu. Sebagian dari mereka ada juga yang lupa menutup telinga mereka, sehingga mereka mencaci maki si Naru dalam hati mereka.
"Heh, banci!! kalau di kelas jangan teriak-teriak donk!!" seru Itachi sebal. Naru yang mendengar ocehannya hanya tersenyum, dan terlihat samar-samar otot di dahinya berkedut.
"Eh, Chi! Kau kan juga banci kaya si Naru!" sahut Kisame mengingatkannya.
"Apa katamu?!? Jangan samakan aku sama si banci perempatan itu!" ujar Itachi sewot, dan dia berkata sambil menunjuk-nunjuk Naru (nih orang cari mati kali ==").
"Apaan sih pake nyebut-nyebut banci segala?? Manggil aku ya??" sahut Orochi yang merasa dirinya di sebut-sebut oleh teman-temannya itu.
"Apa kau?!? Aku nggak manggil kamu, Orochi! Sok eksis kamu! Dasar banci TL!!" seru Itachi berapi-api.
"TL apaan, Chi??" tanya Konan sambil mencolek-colek bahu Itachi.
"TL tuh Taman Lawang, Nan ... Tempatnya banci ngumpul!" ujar Itachi ke Konan (buset dah, tahu dari mana Itachi tentang TL?? ==").
"Eh, tuh kan tempat eke kalo malem... tahu dari mane yey tuh tempat?? Yey ngebuntutin eke ya??" tanya Orochi sambil mengeluarkan gaya banci TL nya.
"Si Itachi kan doyan tempat yang kaya gitu, Orochi!" sahut Pein sambil ketawa ngakak. Naru yang menjadi sebab akibat pembicaraan itu hanya diam sambil tersenyum, dan terlihat dengan jelas banyak perempatan yang tercetak di dahinya.
"Psst, si Naru ngamuk tuh!" bisik Kakuzu pada teman-temannya, dan ajaibnya bisikkan itu dapat didengar semua yang berada di kelas itu (padahal pelaaan banget suaranya).
"Kalian udah selesai mengobrolnya anak-anak??" tanya Naru sambil menekan setiap kata yang ia ucapkan.
"Mampus deh!" batin semuanya, kecuali Deidara dan Sasori yang dari tadi hanya diam saja.
"Jasin-sama!! Tolong aku!!" jerit batin Hidan.
"Karena hari ini adalah hari yang spesial, saya tak ingin menodai hari ini dengan pertumpahan darah" ujar Naru sambil memelototi anak didiknya satu persatu.
"Fiuh~ selamat selamat" batin mereka lagi, dan lagi-lagi kecuali Deidara dan Sasori.
"Nah, hari ini ada kabar gembira... Dan kaya nya kalian udah tau kabar apa itu" ujar Naru sambil melirik Itachi.
"Hari ini kalian akan mendapat beberapa teman baru ... nah, ke sini kalian semua yang ada di luar" ujar Naru sambil menyuruh mereka mendekatinya dengan isyarat tangannya.
Pertama yang masuk adalah cewek berambut coklat kemerahan dan memiliki body yang dapat membuat para lelaki tergoda. Kemudian seorang cewek cebol (*author di bunuh*) yang memiliki mata yang berwarna ungu. Lalu seorang cowok berambut jeruk. Kemudian cowok berambut gelap dan ikal yang wajah di tekuk. Lalu seorang cewek yang lagi-lagi pendek (*author di sabit*) yang memiliki rambut yang panjang. Kemudian cowok yang memiliki rambut pirang dan badannya sedikit pendek (*author di pelototi*). Lalu (readers : dari tadi 'kemudian' ama 'lalu' aja! *sewot*) cowok bermata crimson yang berwajah seram. Kemudian cewek berambut pendek dan berwarna gelap. Lalu~ cowok berambut pirang (lagi) yang membawa kelinci (kok nggak kena marah ya? kan bawa binatang tuh *author di bekap*). Dan yang terakhir~ cewek berambut panjang tergerai yang berwarna hazel (fiuh~ akhirnya selesai *author di tendang*).
"Karena mereka ada banyak sekali, jadi kenalannya nanti saja ... Nah, kalian semua ... Silakan mencari bangku sendiri-sendiri, karena di sini hanya ada 11 orang tolol sebelumnya ... jadi kalian boleh memilih tempat duduk kalian sendiri ... Oya, jam pelajaran saya, kalian belajar sendiri-sendiri ya ... Sampai jumpa~!" seru Naru dan kemudian ia pergi meninggalkan kelas dengan di antar oleh pelototan Akatsuki.
Para anak baru kemudian mulai memandang ke segala penjuru kelas untuk mencari bangku yang menurut meraka nyaman. Rukia dengan santai berjalan menuju bangku yang berada di belakang bangku Konan. Inoue memandang Ichigo.
"Ku, Kurosaki-san ... kau, kau mau duduk di mana?" tanya Inoue dengan sedikit tersipu-sipu.
"Uhm, aku duduk di sebelah si pendek aja" ujar Ichigo sambil berjalan menuju bangku di samping Rukia. Rukia, Alice, dan Oz yang mendengar kata 'pendek' keluar dari mulut Ichigo segera naik pitam.
"Kau tadi bilang apa jeruk!?" seru Rukia sambil bangkit dari bangkunya.
"He! Kau rambut jeruk! Ulangi kata-katamu tadi kalau kau berani" sahut Alice sambil menarik kerah kemeja Ichigo.
"Rambut jeruk yang menyebalkan!" ujar Oz dengan evil smile nya dan ia kemudian memegang sabit milik Alice yang telah ia keluarkan.
"He?!" lengking Ichigo ngeri. Serentak mereka bertiga segera mengeroyok Ichigo yang malang (kasian kau Ichigo).
"Hey kau gadis manis, mau kah kau duduk di belakangku sini?" tanya Pein pada Inoue dengan wajah mesumnya.
"Pein, kau lihat apaan?!?" tanya Konan sembari menjewer telinga Pein.
Inoue yang merasa risih pun segera mencari tempat duduk, dan akhrinya ia memilih duduk di bangku nomer dua dari belakang dan nomer dua dari sebelah kiri. Kemudian tiba-tiba ada seseorang yang duduk di bangku sebelah kiri Inoue. Inoue memerhatikannya, orang itu yang merasa di perhatikan kemudian menoleh ke Inoue.
"Eh, hai" sapanya sambil tersenyum lembut. Inoue tiba-tiba tersipu-sipu (hubungan lain anime nih!! saya tak merestuinya!! *teriak-teriak gaje*).
Di depan sana, Mikan celingak-celinguk melihat adegan di depan matanya. Tiba-tiba ia melihat Deidara yang tengah menekuk wajahnya, Deidara yang merasa di liati pun membuang muka.
"Aaahh~!! Dei-nee!!" seru Mikan sambil menunjuk Deidara.
"Mampus aku!!" teriak Deidara dalam batinnya.
Hotaru yang mendengar teriakkan Mikan pun mengikuti arah tunjukkan Mikan, dan dengan sempurna mulutnya membentuk huruf 'O'. Natsume dan Luca -Ruka- memandang Deidara dengan tatapan bertanya-tanya. Mikan segera mendekati Deidara dengan para 'dayang-dayang'nya (author di bakar).
"Dei-nee!!" sapa Mikan sembari memeluk tubuh Deidara. Para Akatsuki segera memandang ke arah bangku Deidara. Muka Deidara sukses bertambah pucat dan sengsara.
"Ooh, jadi gara-gara dia toh Deidara jadi kaya gini" batin para Akatsuki, kecuali Deidara dan Tobi.
"Siapa dia?" tanya Natsume sedikit kesal.
"Saudara sepupunya Mikan yang beberapa tahun lalu tinggal di Korea Selatan" jawab Hotaru. Hotaru segera duduk di meja sebelah kiri Konan dan di sebelah kanan Deidara (tapi terhalang satu bangku di antara mereka).
"Ah, aku akan duduk di sebelah Dei-nee ya!?" seru Mikan sambil mendekati bangku yang kosong yang memisahkan Hotaru dan Deidara.
"Kami-sama!! Tolong aku!!" seru Deidara sambil menangis di dalam batinnnya.
"Nggak boleh! Kau nggak boleh duduk di sampingku Mikan!" perintah Hotaru kejam.
"Bagus Hotaru!! Jangan boleh Mikan duduk di sana!!" teriak Deidara dalam batinnya.
"Hotaru jahat! kalau gitu aku duduk di belakang Dei-chan saja ya!?" seru Mikan lagi.
"Itu tempat Oz.." ujar Gil -Gilbert- pendek.
"Kalau gitu di sampingnya deh!" rengek Mikan.
"Itu tempatku!" seru Alice yang telah puas menyiksa Ichigo.
Mikan memandang meja di depan Deidara, ia memasang wajah memelas pada Sasori. Sasori menggelengkan kepalanya dengan cepat. Kemudian Mikan memandang meja di samping Sasori, dan ia melihat Pein di samping bangku itu. Mikan ngeri membayangkan wajah mesum Pein.
"Ayolah Hotaru, biarkan aku duduk di sampingmu dan di samping Dei-nee" rengek Mikan pada Hotaru. Akatsuki yang melihat kejadian itu dari awal segera sweatdrop dengan sukses.
"Nih anak manja bener sih??" batin Akatsuki.
"Sekali tidak ya tidak" ucap Hotaru yang masih kukuh dengan perkataannya.
Kemudian Mikan memandang bangku di samping Pein.
"Ka, kalau gitu ... aku duduk di sana aja!" ujar Mikan sambil mendekati Meja itu.
Natsume secara tiba-tiba menarik Mikan dan membawanya ke bangku di deretan belakang sendiri.
"Duduk di situ!" perintah Natsume sambil menunjuk bangku yang berada dua bangku di belakang Rukia.
Mikan dengan malas duduk di bangku yang di tunjuk oleh Natsume itu, sedangkan Natsume duduk di sebelah kiri nya. Luca yang dari tadi hanya diam, segera duduk di bangku belakang pojok kanan a.k.a sebelah kanan Mikan (kasian kau Luca, kau harus duduk di pojok gitu *nangis*).
Sasori membalikkan badannya menghadap Deidara.
"Dei, tuh tadi siapa sih??" tanya Sasori sambil mengerling ke arah Mikan.
"Sepupuku yang berisiknya minta ampun" jawab Deidara singkat sambil menghembuskan nafas.
"Oh, gitu" gumam Sasori.
"Kenapa? Kau berminat dengannya??" tanya Deidara sambil memandang temannya itu.
"Ehm? Nggak, nggak kok" sahut Sasori cepat. "Kan udah ada kamu" lanjut Sasori dalam hatinya.
"Kalau kau mau juga nggak apa-apa kok" ujar Deidara sambil memandang Mikan sekilas.
"Siapa bilang aku mau sama dia?! Orang di hatiku udah ada seseorang kok!" jawab Sasori cepat, mukanya memerah.
"Huh? Benarkah? Siapa? Apa aku mengenalnya?" tanya Deidara penasaran.
"Di, dia .... " Sasori memainkan jari telunjuknya dengan wajah merah padam seperti Hinata Hyuuga.
"Siapa??" tuntut Deidara semakin mendesak.
"Di, di, dia ... dia ... dia i, itu ... dia itu ..."



-TBC-



Apakah Sasori akan mengatakannya?!?
Apakah Deidara menyukai Sasori seperti Sasori menyukai dirinya???
Kenapa Mikan tak di sukai Deidara?!?
Bagaimana kelanjutan kelas Akatsuki yang sudah bercampur dengan tokoh-tokoh Anime lain???
lihatlah chapter selanjutnya!! XD

Saat 4 Dunia Anime Bersatu - Chapter 2

Bel telah berbunyi 10 menit yang lalu, tapi kelas 11-S a.k.a Akatsuki masih ramai lantaran wali kelas mereka yang harusnya mengajar mereka sekarang malah tak kunjung datang. Deidara masih seperti beberapa saat yang lalu, memandang ke pemandangan di luar kelas sambil mengerutkan kening dan masih juga berwajah pucat. Dan para Akatsuki yang lain duduk di bangku masing-masing sambil mengobrol satu sama lain, kecuali Tobi yang harus di rawat inap *?* di UKS. Tiba-tiba Zetsu yang duduk di dekat pintu kelas menyadari ke datangan wali kelas tercinta mereka, Narumi-sensei yang lebih akrab di panggil Naru oleh anak didiknya.
"He, Hey! si Naru udah dateng tuh!!" seru Zetsu mengingatkan teman-temannya. Serentak seisi kelas menjadi sedikit lebih tenang (nyatanya tetap saja ramai kaya pasar ==").
Pintu di buka (dobrak) oleh sesosok lelaki dewasa yang berambut pirang, senyum terukir di wajahnya. Orang itu, Naru segera melangkahkan kakinya memasuki kelas ia berhenti tepat di tengah-tengah depan papan tulis.
"Ehem, Ohayou minna-san~!!" sapa Naru dengan tak lupa menggunakan toa ke banggaannya.
Seisi kelas diam sambil menutup telinga mereka masing-masing, tak ada yang berminat untuk membalas sapaan wali kelas mereka itu. Sebagian dari mereka ada juga yang lupa menutup telinga mereka, sehingga mereka mencaci maki si Naru dalam hati mereka.
"Heh, banci!! kalau di kelas jangan teriak-teriak donk!!" seru Itachi sebal. Naru yang mendengar ocehannya hanya tersenyum, dan terlihat samar-samar otot di dahinya berkedut.
"Eh, Chi! Kau kan juga banci kaya si Naru!" sahut Kisame mengingatkannya.
"Apa katamu?!? Jangan samakan aku sama si banci perempatan itu!" ujar Itachi sewot, dan dia berkata sambil menunjuk-nunjuk Naru (nih orang cari mati kali ==").
"Apaan sih pake nyebut-nyebut banci segala?? Manggil aku ya??" sahut Orochi yang merasa dirinya di sebut-sebut oleh teman-temannya itu.
"Apa kau?!? Aku nggak manggil kamu, Orochi! Sok eksis kamu! Dasar banci TL!!" seru Itachi berapi-api.
"TL apaan, Chi??" tanya Konan sambil mencolek-colek bahu Itachi.
"TL tuh Taman Lawang, Nan ... Tempatnya banci ngumpul!" ujar Itachi ke Konan (buset dah, tahu dari mana Itachi tentang TL?? ==").
"Eh, tuh kan tempat eke kalo malem... tahu dari mane yey tuh tempat?? Yey ngebuntutin eke ya??" tanya Orochi sambil mengeluarkan gaya banci TL nya.
"Si Itachi kan doyan tempat yang kaya gitu, Orochi!" sahut Pein sambil ketawa ngakak. Naru yang menjadi sebab akibat pembicaraan itu hanya diam sambil tersenyum, dan terlihat dengan jelas banyak perempatan yang tercetak di dahinya.
"Psst, si Naru ngamuk tuh!" bisik Kakuzu pada teman-temannya, dan ajaibnya bisikkan itu dapat didengar semua yang berada di kelas itu (padahal pelaaan banget suaranya).
"Kalian udah selesai mengobrolnya anak-anak??" tanya Naru sambil menekan setiap kata yang ia ucapkan.
"Mampus deh!" batin semuanya, kecuali Deidara dan Sasori yang dari tadi hanya diam saja.
"Jasin-sama!! Tolong aku!!" jerit batin Hidan.
"Karena hari ini adalah hari yang spesial, saya tak ingin menodai hari ini dengan pertumpahan darah" ujar Naru sambil memelototi anak didiknya satu persatu.
"Fiuh~ selamat selamat" batin mereka lagi, dan lagi-lagi kecuali Deidara dan Sasori.
"Nah, hari ini ada kabar gembira... Dan kaya nya kalian udah tau kabar apa itu" ujar Naru sambil melirik Itachi.
"Hari ini kalian akan mendapat beberapa teman baru ... nah, ke sini kalian semua yang ada di luar" ujar Naru sambil menyuruh mereka mendekatinya dengan isyarat tangannya.
Pertama yang masuk adalah cewek berambut coklat kemerahan dan memiliki body yang dapat membuat para lelaki tergoda. Kemudian seorang cewek cebol (*author di bunuh*) yang memiliki mata yang berwarna ungu. Lalu seorang cowok berambut jeruk. Kemudian cowok berambut gelap dan ikal yang wajah di tekuk. Lalu seorang cewek yang lagi-lagi pendek (*author di sabit*) yang memiliki rambut yang panjang. Kemudian cowok yang memiliki rambut pirang dan badannya sedikit pendek (*author di pelototi*). Lalu (readers : dari tadi 'kemudian' ama 'lalu' aja! *sewot*) cowok bermata crimson yang berwajah seram. Kemudian cewek berambut pendek dan berwarna gelap. Lalu~ cowok berambut pirang (lagi) yang membawa kelinci (kok nggak kena marah ya? kan bawa binatang tuh *author di bekap*). Dan yang terakhir~ cewek berambut panjang tergerai yang berwarna hazel (fiuh~ akhirnya selesai *author di tendang*).
"Karena mereka ada banyak sekali, jadi kenalannya nanti saja ... Nah, kalian semua ... Silakan mencari bangku sendiri-sendiri, karena di sini hanya ada 11 orang tolol sebelumnya ... jadi kalian boleh memilih tempat duduk kalian sendiri ... Oya, jam pelajaran saya, kalian belajar sendiri-sendiri ya ... Sampai jumpa~!" seru Naru dan kemudian ia pergi meninggalkan kelas dengan di antar oleh pelototan Akatsuki.
Para anak baru kemudian mulai memandang ke segala penjuru kelas untuk mencari bangku yang menurut meraka nyaman. Rukia dengan santai berjalan menuju bangku yang berada di belakang bangku Konan. Inoue memandang Ichigo.
"Ku, Kurosaki-san ... kau, kau mau duduk di mana?" tanya Inoue dengan sedikit tersipu-sipu.
"Uhm, aku duduk di sebelah si pendek aja" ujar Ichigo sambil berjalan menuju bangku di samping Rukia. Rukia, Alice, dan Oz yang mendengar kata 'pendek' keluar dari mulut Ichigo segera naik pitam.
"Kau tadi bilang apa jeruk!?" seru Rukia sambil bangkit dari bangkunya.
"He! Kau rambut jeruk! Ulangi kata-katamu tadi kalau kau berani" sahut Alice sambil menarik kerah kemeja Ichigo.
"Rambut jeruk yang menyebalkan!" ujar Oz dengan evil smile nya dan ia kemudian memegang sabit milik Alice yang telah ia keluarkan.
"He?!" lengking Ichigo ngeri. Serentak mereka bertiga segera mengeroyok Ichigo yang malang (kasian kau Ichigo).
"Hey kau gadis manis, mau kah kau duduk di belakangku sini?" tanya Pein pada Inoue dengan wajah mesumnya.
"Pein, kau lihat apaan?!?" tanya Konan sembari menjewer telinga Pein.
Inoue yang merasa risih pun segera mencari tempat duduk, dan akhrinya ia memilih duduk di bangku nomer dua dari belakang dan nomer dua dari sebelah kiri. Kemudian tiba-tiba ada seseorang yang duduk di bangku sebelah kiri Inoue. Inoue memerhatikannya, orang itu yang merasa di perhatikan kemudian menoleh ke Inoue.
"Eh, hai" sapanya sambil tersenyum lembut. Inoue tiba-tiba tersipu-sipu (hubungan lain anime nih!! saya tak merestuinya!! *teriak-teriak gaje*).
Di depan sana, Mikan celingak-celinguk melihat adegan di depan matanya. Tiba-tiba ia melihat Deidara yang tengah menekuk wajahnya, Deidara yang merasa di liati pun membuang muka.
"Aaahh~!! Dei-nee!!" seru Mikan sambil menunjuk Deidara.
"Mampus aku!!" teriak Deidara dalam batinnya.
Hotaru yang mendengar teriakkan Mikan pun mengikuti arah tunjukkan Mikan, dan dengan sempurna mulutnya membentuk huruf 'O'. Natsume dan Luca -Ruka- memandang Deidara dengan tatapan bertanya-tanya. Mikan segera mendekati Deidara dengan para 'dayang-dayang'nya (author di bakar).
"Dei-nee!!" sapa Mikan sembari memeluk tubuh Deidara. Para Akatsuki segera memandang ke arah bangku Deidara. Muka Deidara sukses bertambah pucat dan sengsara.
"Ooh, jadi gara-gara dia toh Deidara jadi kaya gini" batin para Akatsuki, kecuali Deidara dan Tobi.
"Siapa dia?" tanya Natsume sedikit kesal.
"Saudara sepupunya Mikan yang beberapa tahun lalu tinggal di Korea Selatan" jawab Hotaru. Hotaru segera duduk di meja sebelah kiri Konan dan di sebelah kanan Deidara (tapi terhalang satu bangku di antara mereka).
"Ah, aku akan duduk di sebelah Dei-nee ya!?" seru Mikan sambil mendekati bangku yang kosong yang memisahkan Hotaru dan Deidara.
"Kami-sama!! Tolong aku!!" seru Deidara sambil menangis di dalam batinnnya.
"Nggak boleh! Kau nggak boleh duduk di sampingku Mikan!" perintah Hotaru kejam.
"Bagus Hotaru!! Jangan boleh Mikan duduk di sana!!" teriak Deidara dalam batinnya.
"Hotaru jahat! kalau gitu aku duduk di belakang Dei-chan saja ya!?" seru Mikan lagi.
"Itu tempat Oz.." ujar Gil -Gilbert- pendek.
"Kalau gitu di sampingnya deh!" rengek Mikan.
"Itu tempatku!" seru Alice yang telah puas menyiksa Ichigo.
Mikan memandang meja di depan Deidara, ia memasang wajah memelas pada Sasori. Sasori menggelengkan kepalanya dengan cepat. Kemudian Mikan memandang meja di samping Sasori, dan ia melihat Pein di samping bangku itu. Mikan ngeri membayangkan wajah mesum Pein.
"Ayolah Hotaru, biarkan aku duduk di sampingmu dan di samping Dei-nee" rengek Mikan pada Hotaru. Akatsuki yang melihat kejadian itu dari awal segera sweatdrop dengan sukses.
"Nih anak manja bener sih??" batin Akatsuki.
"Sekali tidak ya tidak" ucap Hotaru yang masih kukuh dengan perkataannya.
Kemudian Mikan memandang bangku di samping Pein.
"Ka, kalau gitu ... aku duduk di sana aja!" ujar Mikan sambil mendekati Meja itu.
Natsume secara tiba-tiba menarik Mikan dan membawanya ke bangku di deretan belakang sendiri.
"Duduk di situ!" perintah Natsume sambil menunjuk bangku yang berada dua bangku di belakang Rukia.
Mikan dengan malas duduk di bangku yang di tunjuk oleh Natsume itu, sedangkan Natsume duduk di sebelah kiri nya. Luca yang dari tadi hanya diam, segera duduk di bangku belakang pojok kanan a.k.a sebelah kanan Mikan (kasian kau Luca, kau harus duduk di pojok gitu *nangis*).
Sasori membalikkan badannya menghadap Deidara.
"Dei, tuh tadi siapa sih??" tanya Sasori sambil mengerling ke arah Mikan.
"Sepupuku yang berisiknya minta ampun" jawab Deidara singkat sambil menghembuskan nafas.
"Oh, gitu" gumam Sasori.
"Kenapa? Kau berminat dengannya??" tanya Deidara sambil memandang temannya itu.
"Ehm? Nggak, nggak kok" sahut Sasori cepat. "Kan udah ada kamu" lanjut Sasori dalam hatinya.
"Kalau kau mau juga nggak apa-apa kok" ujar Deidara sambil memandang Mikan sekilas.
"Siapa bilang aku mau sama dia?! Orang di hatiku udah ada seseorang kok!" jawab Sasori cepat, mukanya memerah.
"Huh? Benarkah? Siapa? Apa aku mengenalnya?" tanya Deidara penasaran.
"Di, dia .... " Sasori memainkan jari telunjuknya dengan wajah merah padam seperti Hinata Hyuuga.
"Siapa??" tuntut Deidara semakin mendesak.
"Di, di, dia ... dia ... dia i, itu ... dia itu ..."



-TBC-



Apakah Sasori akan mengatakannya?!?
Apakah Deidara menyukai Sasori seperti Sasori menyukai dirinya???
Kenapa Mikan tak di sukai Deidara?!?
Bagaimana kelanjutan kelas Akatsuki yang sudah bercampur dengan tokoh-tokoh Anime lain???
lihatlah chapter selanjutnya!! XD