Pages

Chapter 4 UPDATE!

Maaf lama *nunduk-nunduk*

Saya lagi frustasi sih *alesan*

Udah lah, langsung aja baca ya!

Selamat menikmati! (emang makanan? ==") XD


Pemeran : Tokoh-tokoh Gakuen Alice (Alice Academy)

Disclaimer : Saya! *mengacungkan tangan sambil lompat-lompat* saya yang punya nih fanfic, tapi yang punya komiknya Tachibana Higuchi :D

Genre : Silakan cari tau sendiri *di jitak* niatnya sih Romance, tapi kaya'nya jadinya bukan Romance deh *pundung*

Summary : Saat mereka bertatap muka secara langsung untuk ke dua kalinya. "Kau!" seru ke duanya sambil saling menunjuk.

Jadi itu adalah ...


Natsume pov

"KAU?" pekik cewek di hadapanku.

Aku kaget saat mengetahui ternyata yang berada di hadapanku adalah Hazel. Aku segera berlari menghindarinya. Tak ku dengar suara langkah kaki mengejarku. Aku berhenti tepat di dekat pintu masuk toko buku ini. Aku melihat buku yang ku genggam. Ini buku yang di inginkan Hazel, dia sering bercerita kalau ia ingin segera membeli buku ini saat kita berdua sedang chat. Lantas? mau aku apakan buku ini?. Uhm, aku beli saja lah.

Aku segera mendekati kasir, ku taruh buku itu di meja. Petugas bagian kasir segera membungkusnya, ia sebutkan nominal yang harus kubayar. Ku ambil beberapa lembar uang dari dompetku, petugas itu segera memberikan uang kembalian dan sebuah kantong kertas padaku. Setelah menerimanya, aku segera angkat kaki dari toko ini. Semoga aku tidak bertemu Hazel lagi sekarang. Aku tak siap bertemunya!.

End Natsume pov

Mikan pov

Di, dia tadi ... Crimson?. Dan tadi, wajah kami berdekatan. Ku rasakan mukaku tiba-tiba memanas. Deg! Deg! Deg!. Ja, jantungku berdetak keras sekali. Kenapa ini? Aku kenapa?. Aku segera berjalan keluar toko buku, aku sudah tak ada mood untuk membeli buku. Aku berjalan setengah berlari menuju tempat Nii-chan dan Misaki-nee-san. Aku melihat sosok yang sangat kukenali itu di depan sebuah toko berwarna pink. Aku segera memasuki toko itu tanpa memperdulikan Nii-chan yang memanggilku. Aku mendekati Misaki-nee-san yang berada tak jauh dariku.

"Misaki-nee-san, a-aku ingin berbicara denganmu" ujarku pelan sambil menunduk menyembunyikan rona merah di wajahku.

Ku lihat Misaki-nee-san meletakkan barang yang ia pegang, kemudian ia menggandengku keluar dari toko itu.

"Tsubasa! Aku ingin berjalan-jalan berdua dengan Mikan-chan. Boleh kan?" tanya Misaki-nee-san pada Tsubasa.

"Boleh boleh saja," jawab Nii-chan.

Kemudian Misaki- nee-san segera membawaku pergi meninggalkan Nii-chan.

"Hey! Kalian mau kemana?" seru Nii-chan.

"Kan tadi sudah ku bilang ingin jalan-jalan, sudahlah kau pergi saja sendiri. Nanti kau ku telphone kok!" jawab Misaki-nee-san cepat pada Nii-san.

Ku lihat Nii-san mengangkat bahunya dan menghembuskan nafas berat.

Aku tak memperhatikan jalanku, hingga akhirnya Misaki-nee-san membawaku keluar dari mall. Ia menyuruhku duduk di salah satu bangku dekat pepohonan, kemudian ia pergi lagi meninggalkanku.

Aku memegang ke dua pipiku, masih dapat kurasakan panas yang menjalar di wajahku. Jantungku sudah berdetak seperti biasa. Tiba-tiba dapat ku rasakan seseorang duduk di sampingku.

"Misaki-nee-san.." gumamku.

"Nih, minum ini!" ujarnya sambil menyodorkan gelas plastik kecil yang mengepul, isinya coklat panas.

Aku mengangguk, segera ku minum coklat panas itu. Enak. Mukaku perlahan-lahan tak terasa panas lagi.

"Hihihihihi," terdengar Misaki-nee-san terkikik.

Aku menoleh padanya. Kenapa dia terkikik? Apa ada yang lucu?. Kuletakkan gelas plastik itu di sampingku.

"Kau lucu sekali Mikan-chan! Seperti diriku dulu saat bertemu dengan Tsubasa!" ujarnya sambil mulai tertawa.

"Maksudnya?" tanyaku tak mengerti.

Misaki-nee-san menghembuskan nafas. Dia mendongakkan kepalanya menatap langit biru. Dia tersenyum.

"Apa kau tadi bertemu seorang cowok?" tanya Misaki-nee-san sambil tetap memandang langit biru.

"Iya," jawabku.

"Apa kau merasa jantungmu berdebar lebih cepat?" tanya Misaki-nee-san lagi.

"Ya," jawabku jujur.

"Apa setiap kau memikirkan orang itu, kau tersenyum?" tanya Misaki-nee-san tuk kesekian kalinya.

"Kok tau?" seruku sambil menghadapkan tubuhku ke arah Misaki-nee-san.

"Karena aku pernah mengalami yang seperti itu!" jawabnya sambil menoleh padaku.

"Apa? Apa itu? Misaki-nee-san, aku hampir setiap hari mengobrol dengannya. Aku selalu senang walau hanya mengobrol dengannya. Setiap mengingat dirinya, aku selalu tersenyum. Dan saat tadi aku bertemu dengannya, mukaku menjadi panas!" seruku padanya.

Misaki-nee-san tersenyum semakin lebar.

"Kamu ingin tau itu apa, Mikan-chan?" tanya Misaki-nee-san.

Aku mengangguk.

"Itu tandanya kamu sedang jatuh cinta padanya," jelas Misaki-nee-san.

Apa? Jatuh cinta? Pada Crimson?. Aku menutup mukaku dengan telapak tanganku, malu. A, apa Crimson menyadari perasaanku ini?.

Misaki-nee-san tertawa.

"Tenang Mikan-chan, dia pasti menyadari dan akan membalas perasaanmu kok!" ujarnya sambil membelai lembut rambutku.

Aku mengernyitkan dahi. Kaya'nya, Misaki-nee-san cenayang deh.

End Mikan pov

Keesokkan harinya ...

Natsume pov

Hari ini aku akan pulang ke rumah. Karena besok adalah hari pertama libur musim gugur sekaligus awal musim dingin, aku di suruh orang tua-ku untuk pulang. Aku sih tak menolak, lagi pula aku juga kangen dengan adikku, Aoi. Nah, sekarang aku sudah selesai bersiap-siap. Segera kuselempengkan tali tasku, dan kemudian aku berjalan keluar kamarku. Aku berjalan menelusuri lorong yang panjang dan sepi ini. Kemana anak-anak yang lain? Biasanya mereka bergerombol di sekitar lorong sambil mengobrol yang tak jelas. Ah, lagipula kenapa aku capek-capek memikirkan mereka.

Aku terus berjalan dalam diam, tiba-tiba kulihat salah satu guruku sedang berjalan ke arahku. Aku diam tak berminat untuk menyapanya.

"Natsume, kau akan pulang hari ini?" tanya guru banci yang paling ku benci itu.

Aku pura-pura tak mendengarkannya, aku tetap melangkahkan kakiku menjauhi guru itu.

"Natsume, jawab pertanyaanku~" ujarnya di telingaku.

Di, dia menggunakannya!. Sial! Aku paling benci padanya, karena dia dapat mengendalikan pheromone-nya. Aku saja dapat di buat pingsan dengan cara di ciumnya pipiku!. Dasar guru banci yang menjijikkan!.

Aku menggumam tak jelas padanya.

Dia menghelai nafas.

"Ya sudah lah, hati-hati di jalan saja!" ujarnya sambil berjalan meninggalkanku.

Aku segera tak ambil pusing, segera aku berjalan sejauh-jauh mungkin dari guru banci itu.

Di dekat pintu gerbang sekolah, telah menunggu mobil keluargaku kulihat seorang supir setia keluargaku berdiri di samping mobil. Saat melihatku mendekat, ia membungkukkan badannya.

"Selamat siang, Natsume-san!" sapanya sopan.

Aku hanya menganggukkan kepalaku sebagai jawabannya.

Ia membukakan pintu mobil, aku segera memasukinya dan menghempaskan tubuhku pada kursi mobil yang empuk itu. Tak lama kemudian mobil meninggalkan daerah sekolahku.

End Natsume pov

Mikan pov

Aku berjalan menghampiri ruang keluarga, kulihat di sana anggota keluargaku sudah berkumpul. Tumben?. Eh, Nii-chan juga ada! Kapan dia pulang?.

"Nii-chan!" seruku sambil memeluk Nii-chan.

Nii-chan membelalak saat kupeluk tiba-tiba.

"Ne~ Nii-chan kapan pulangnya?" tanyaku sambil melepaskan pelukkanku.

"Tadi, baru beberapa menit yang lalu." Jawabnya sambil mengutak-atik handphonenya.

Kulihat ia sedang apa, ternyata sedang berkirim e-mail dengan Misaki-nee-san.

"Aduh aduh~ baru juga nggak ketemu beberapa jam, situ udah kangen-kangenan~!" godaku pada Nii-chan.

Aku terkikik, Nii-chan hanya memandangku kesal.

"Chibi! Kamu ini, ngeintip privasi orang saja! Sana pergi, hush hush~!" ucap Nii-chan mengusirku.

Aku memajukan beberapa senti bibirku, kemudian aku berjalan meninggalkan ruang keluarga.

"He, hey Chibi! jangan pergi donk! aku kan hanya bercanda!" serunya sambil memanggilku.

Takku hiraukan seruannya. Aku berjalan menuju ke kamarku. Aku kembali ke kamar untuk menggambil laptopku dan kembali ke ruang tengah lagi.

"Kenapa kau kembali lagi, tukang ngambek?" sindir Nii-chan.

"Huuh, terserah aku donk Nii-chan!" jawabku sambil menghempaskan tubuhku di sofa panjang tempat Nii-chan duduk.

Aku menghidupkan laptopku, sambil menunggu loading aku memakan kue-kue kecil yang ada di meja.

"Hey, Tou-san dan Kaa-san lucu ya?" ucapku pada Nii-chan sambil menunjuk Tou-san dan Kaa-san yang berada di seberang kami.

"Hm? pasti lagi nostalgia lagi," sahut Nii-chan.

'Kriiing kriiiing kriiiing'

Terdengar bunyi telphone. Kaa-san segera menghampirinya dan mengangkatnya.

"Moshi-moshi? ya ... oya? kapan? hem.. baiklah ... ya ya ya, kami akan datang ... ya, sampai jumpa!" suara Kaa-san terdengar oleh telinga kami.

"Dari siapa Kaa-san?" tanyaku sambil me-log in akun MSN-ku.

"Dari teman Kaa-san, Kaoru-san" jawab Kaa-san sambil kembali duduk di samping Tou-san.

"Ada apa memangnya?" tanya Tou-san.

"Kaoru-san bilang tanggal 29 nanti anak lelakinya akan ulang tahun yang ke 15 ... dia ingin mengundang kita sekeluarga, Kaa-san sih bilang kita bakal datang. Gimana?"

"Uhm, nggak apa-apa sih. Lagi pula aku nggak ada acara di hari itu," jawab Nii-chan.

Kaa-san memandang Tou-san.

"Kalau aku sih juga tak apa-apa, lagi pula hari itu kan hari sabtu.. Aku libur, jadi tak masalah," sahut Tou-san.

Kaa-san memandangku.

"Apa?" tanyaku.

Kaa-san merengut.

"Eh? oya, aku nggak ada acara kok hari itu Kaa-san" sahutku cepat.

"Baguslah, lagi pula kita belum pernah bertemu dengan anak lelakinya." Ujar tou-san sambil menyeruput tehnya.

"Oh, kata Kaoru-san anak lelakinya itu bersekolah di sekolahmu Tsubasa!" seru Kaa-san.

Nii-san mengernyitkan dahinya.

"Umur 15 tahun berarti SMP kelas tiga... aku tak begitu tahu anak-anak dari bagian SMP sih, memang siapa namanya?" tanya Nii-san penasaran.

"Uhm, Kaa-san tak tahu namanya ... tapi nama keluarganya Hyuuga," Kaa-san mengerutkan keningnya.

"Hyuuga? Maksud Kaa-san Natsume Hyuuga?" tanya Nii-chan memastikan.

"Ya, itu mungkin ... Kaa-san nggak tahu nama kecilnya sih" ujar Kaa-san.

"Uhm, jadi Natsume toh..." gumam Nii-chan.

"Memang Nii-chan kenal dengan yang namanya Natsume itu?" tanyaku.

"Dia itu anak yang paling bandel dari bagian SMP ... aku yang senpai-nya saja suka di panggil tanpa embel-embel 'senpai' atau 'san' ... ckckck" omel Nii-chan.

"Bandel juga ya," sahutku.

Aku mengalihkan pandanganku ke arah monitor laptop. Ku cari sebuah nama di antara daftar temanku yang online. Ah! ada!. Segeraku sapa dia.

purehazel01 : Hai!

purehazel01 : :)

crimsonfirex : hai juga, Hazel

crimsonfirex : tumben kau menyapaku duluan?

crimsonfirex : kangen ya?

crimsonfirex : hahaha

purehazel01 : kau kali yang kangen padaku

purehazel01 : boleh tanya sesuatu?

Ehm? lama sekali dia membalasnya?.

crimsonfirex : boleh kok

crimsonfirex : mau tanya apa?

purehazel01 : kau kemarin pergi ke mall di dekat sekolahmu, tidak?

crimsonfirex : ya

crimsonfirex : lantas?

purehazel01 : apa kau kemarin juga pergi ke toko buku?

crimsonfirex : memangnya kenapa?

purehazel01 : aku tanya saja

purehazel01 : jawab saja lah

crimsonfirex : tidak

Ha? berarti yang kemarin bukan Crimson donk? wah, salah orang aku

purehazel01 : ooh

crimsonfirex : kenapa sih?

purehazel01 : tidak, kemarin aku cuma bertemu dengan seseorang

purehazel01 : dia mirip denganmu

purehazel01 : jadi, ku kira itu kamu

crimsonfirex : oh, hahaha

crimsonfirex : hey!

crimsonfirex : untuk beberapa hari aku mungkin tidak bisa online

crimsonfirex : maaf ya

purehazel01 : memangnya kau ada apa?

crimsonfirex : tidak ada apa-apa

crimsonfirex : hanya ada acara keluarga saja

purehazel01 : oh

crimsonfirex : hey!

crimsonfirex : aku kemarin bertemu dengan seseorang

crimsonfirex : dia cantiiik sekali

crimsonfirex : pikiranku jadi penuh dengan dirinya

Aduh, kenapa dadaku sakit ya? sudah lah, mungkin hanya perasaanku saja.

purehazel01 : oya?

purehazel01 : beruntung sekali dia

crimsonfirex : hahaha

crimsonfirex : ah, aku harus off

crimsonfirex : bye bye

crimsonfirex : sampai jumpa lagi ya!

purehazel01 : ya

crimsonfirex his sig out

Uhm, andai saja aku dapat menggantikan cewek itu. Andai saja aku yang selalu di pikirkan Crimson, aku pasti senang sekali. Tapi itu pasti tak kan terwujud. Haaaah.

End Mikan pov

Natsume pov

Jadi, Hazel kemarin mengenaliku? maafkan aku yang telah berbohong padamu Hazel. Huh, andai saja tak ada acara itu, aku pasti sudah mengajak Hazel bertemu dan ku ungkapkan segalanya.

flashback

"Natsume, sebentar lagi kau berulang tahun. Kita rayakan ya? Kau mau kan?" tanya Kaa-san padaku.

"Apa? Tidak mau!" seruku menolak mentah-mentah.

"Jangan tolak permintaan Kaa-san, Natsume!" ujar Tou-san.

"Nii-chan, aku ingin sekali merayakan ulang tahun Nii-chan." Sahut Aoi sambil mengeluarkan puppy eye's nya.

"Ayo lah Natsume, Kaa-san sudah terlanjur memberitahukan acara ini pada teman Kaa-san. Apa kau mau Kaa-san di permalukan kalau membatalkannya?" lanjut Kaa-san, matanya berkaca-kaca.

Ugh, aku tidak tahan dengan ekspresi mereka. Aku kalah!.

"Baiklah baiklah, sesuka kalian saja!" jawabku sambil berlalu pergi.

Dapat ku lihat dengan ekor mataku kalau mereka senang tiada tara.

Uhm? Aneh, kenapa mereka begitu senang seperti itu?.

end flashback

Apa yang harus aku lakukan? Walaupun tadi Kaa-san bilang cuma acara kecil-kecilan. Tapi kenapa dia malah mengundang teman-teman sekelasku? itu bukan acara kecil-kecilan lagi namanya!. Huaaaa, aku ingin hari itu tak segera datang saja!.

End Natsume pov

-TBC-


Maafkan saya *nunduk-nunduk*

Saya lagi nggak punya ide lagi *pundung*

Saya ngerasa kok kalo di chapter ini garing kress kress lagi hiks hiks *nangis*

Tapi di chapter selanjutnya, saya bakal bikin yg lebih seru! *semoga*

Jadi, tunggu chapter selanjutnya ya!

REVIEW please!?

FF Gakuen Alice - Dia - Jadi Itu Adalah ... (4)

Chapter 4 UPDATE!

Maaf lama *nunduk-nunduk*

Saya lagi frustasi sih *alesan*

Udah lah, langsung aja baca ya!

Selamat menikmati! (emang makanan? ==") XD


Pemeran : Tokoh-tokoh Gakuen Alice (Alice Academy)

Disclaimer : Saya! *mengacungkan tangan sambil lompat-lompat* saya yang punya nih fanfic, tapi yang punya komiknya Tachibana Higuchi :D

Genre : Silakan cari tau sendiri *di jitak* niatnya sih Romance, tapi kaya'nya jadinya bukan Romance deh *pundung*

Summary : Saat mereka bertatap muka secara langsung untuk ke dua kalinya. "Kau!" seru ke duanya sambil saling menunjuk.

Jadi itu adalah ...


Natsume pov

"KAU?" pekik cewek di hadapanku.

Aku kaget saat mengetahui ternyata yang berada di hadapanku adalah Hazel. Aku segera berlari menghindarinya. Tak ku dengar suara langkah kaki mengejarku. Aku berhenti tepat di dekat pintu masuk toko buku ini. Aku melihat buku yang ku genggam. Ini buku yang di inginkan Hazel, dia sering bercerita kalau ia ingin segera membeli buku ini saat kita berdua sedang chat. Lantas? mau aku apakan buku ini?. Uhm, aku beli saja lah.

Aku segera mendekati kasir, ku taruh buku itu di meja. Petugas bagian kasir segera membungkusnya, ia sebutkan nominal yang harus kubayar. Ku ambil beberapa lembar uang dari dompetku, petugas itu segera memberikan uang kembalian dan sebuah kantong kertas padaku. Setelah menerimanya, aku segera angkat kaki dari toko ini. Semoga aku tidak bertemu Hazel lagi sekarang. Aku tak siap bertemunya!.

End Natsume pov

Mikan pov

Di, dia tadi ... Crimson?. Dan tadi, wajah kami berdekatan. Ku rasakan mukaku tiba-tiba memanas. Deg! Deg! Deg!. Ja, jantungku berdetak keras sekali. Kenapa ini? Aku kenapa?. Aku segera berjalan keluar toko buku, aku sudah tak ada mood untuk membeli buku. Aku berjalan setengah berlari menuju tempat Nii-chan dan Misaki-nee-san. Aku melihat sosok yang sangat kukenali itu di depan sebuah toko berwarna pink. Aku segera memasuki toko itu tanpa memperdulikan Nii-chan yang memanggilku. Aku mendekati Misaki-nee-san yang berada tak jauh dariku.

"Misaki-nee-san, a-aku ingin berbicara denganmu" ujarku pelan sambil menunduk menyembunyikan rona merah di wajahku.

Ku lihat Misaki-nee-san meletakkan barang yang ia pegang, kemudian ia menggandengku keluar dari toko itu.

"Tsubasa! Aku ingin berjalan-jalan berdua dengan Mikan-chan. Boleh kan?" tanya Misaki-nee-san pada Tsubasa.

"Boleh boleh saja," jawab Nii-chan.

Kemudian Misaki- nee-san segera membawaku pergi meninggalkan Nii-chan.

"Hey! Kalian mau kemana?" seru Nii-chan.

"Kan tadi sudah ku bilang ingin jalan-jalan, sudahlah kau pergi saja sendiri. Nanti kau ku telphone kok!" jawab Misaki-nee-san cepat pada Nii-san.

Ku lihat Nii-san mengangkat bahunya dan menghembuskan nafas berat.

Aku tak memperhatikan jalanku, hingga akhirnya Misaki-nee-san membawaku keluar dari mall. Ia menyuruhku duduk di salah satu bangku dekat pepohonan, kemudian ia pergi lagi meninggalkanku.

Aku memegang ke dua pipiku, masih dapat kurasakan panas yang menjalar di wajahku. Jantungku sudah berdetak seperti biasa. Tiba-tiba dapat ku rasakan seseorang duduk di sampingku.

"Misaki-nee-san.." gumamku.

"Nih, minum ini!" ujarnya sambil menyodorkan gelas plastik kecil yang mengepul, isinya coklat panas.

Aku mengangguk, segera ku minum coklat panas itu. Enak. Mukaku perlahan-lahan tak terasa panas lagi.

"Hihihihihi," terdengar Misaki-nee-san terkikik.

Aku menoleh padanya. Kenapa dia terkikik? Apa ada yang lucu?. Kuletakkan gelas plastik itu di sampingku.

"Kau lucu sekali Mikan-chan! Seperti diriku dulu saat bertemu dengan Tsubasa!" ujarnya sambil mulai tertawa.

"Maksudnya?" tanyaku tak mengerti.

Misaki-nee-san menghembuskan nafas. Dia mendongakkan kepalanya menatap langit biru. Dia tersenyum.

"Apa kau tadi bertemu seorang cowok?" tanya Misaki-nee-san sambil tetap memandang langit biru.

"Iya," jawabku.

"Apa kau merasa jantungmu berdebar lebih cepat?" tanya Misaki-nee-san lagi.

"Ya," jawabku jujur.

"Apa setiap kau memikirkan orang itu, kau tersenyum?" tanya Misaki-nee-san tuk kesekian kalinya.

"Kok tau?" seruku sambil menghadapkan tubuhku ke arah Misaki-nee-san.

"Karena aku pernah mengalami yang seperti itu!" jawabnya sambil menoleh padaku.

"Apa? Apa itu? Misaki-nee-san, aku hampir setiap hari mengobrol dengannya. Aku selalu senang walau hanya mengobrol dengannya. Setiap mengingat dirinya, aku selalu tersenyum. Dan saat tadi aku bertemu dengannya, mukaku menjadi panas!" seruku padanya.

Misaki-nee-san tersenyum semakin lebar.

"Kamu ingin tau itu apa, Mikan-chan?" tanya Misaki-nee-san.

Aku mengangguk.

"Itu tandanya kamu sedang jatuh cinta padanya," jelas Misaki-nee-san.

Apa? Jatuh cinta? Pada Crimson?. Aku menutup mukaku dengan telapak tanganku, malu. A, apa Crimson menyadari perasaanku ini?.

Misaki-nee-san tertawa.

"Tenang Mikan-chan, dia pasti menyadari dan akan membalas perasaanmu kok!" ujarnya sambil membelai lembut rambutku.

Aku mengernyitkan dahi. Kaya'nya, Misaki-nee-san cenayang deh.

End Mikan pov

Keesokkan harinya ...

Natsume pov

Hari ini aku akan pulang ke rumah. Karena besok adalah hari pertama libur musim gugur sekaligus awal musim dingin, aku di suruh orang tua-ku untuk pulang. Aku sih tak menolak, lagi pula aku juga kangen dengan adikku, Aoi. Nah, sekarang aku sudah selesai bersiap-siap. Segera kuselempengkan tali tasku, dan kemudian aku berjalan keluar kamarku. Aku berjalan menelusuri lorong yang panjang dan sepi ini. Kemana anak-anak yang lain? Biasanya mereka bergerombol di sekitar lorong sambil mengobrol yang tak jelas. Ah, lagipula kenapa aku capek-capek memikirkan mereka.

Aku terus berjalan dalam diam, tiba-tiba kulihat salah satu guruku sedang berjalan ke arahku. Aku diam tak berminat untuk menyapanya.

"Natsume, kau akan pulang hari ini?" tanya guru banci yang paling ku benci itu.

Aku pura-pura tak mendengarkannya, aku tetap melangkahkan kakiku menjauhi guru itu.

"Natsume, jawab pertanyaanku~" ujarnya di telingaku.

Di, dia menggunakannya!. Sial! Aku paling benci padanya, karena dia dapat mengendalikan pheromone-nya. Aku saja dapat di buat pingsan dengan cara di ciumnya pipiku!. Dasar guru banci yang menjijikkan!.

Aku menggumam tak jelas padanya.

Dia menghelai nafas.

"Ya sudah lah, hati-hati di jalan saja!" ujarnya sambil berjalan meninggalkanku.

Aku segera tak ambil pusing, segera aku berjalan sejauh-jauh mungkin dari guru banci itu.

Di dekat pintu gerbang sekolah, telah menunggu mobil keluargaku kulihat seorang supir setia keluargaku berdiri di samping mobil. Saat melihatku mendekat, ia membungkukkan badannya.

"Selamat siang, Natsume-san!" sapanya sopan.

Aku hanya menganggukkan kepalaku sebagai jawabannya.

Ia membukakan pintu mobil, aku segera memasukinya dan menghempaskan tubuhku pada kursi mobil yang empuk itu. Tak lama kemudian mobil meninggalkan daerah sekolahku.

End Natsume pov

Mikan pov

Aku berjalan menghampiri ruang keluarga, kulihat di sana anggota keluargaku sudah berkumpul. Tumben?. Eh, Nii-chan juga ada! Kapan dia pulang?.

"Nii-chan!" seruku sambil memeluk Nii-chan.

Nii-chan membelalak saat kupeluk tiba-tiba.

"Ne~ Nii-chan kapan pulangnya?" tanyaku sambil melepaskan pelukkanku.

"Tadi, baru beberapa menit yang lalu." Jawabnya sambil mengutak-atik handphonenya.

Kulihat ia sedang apa, ternyata sedang berkirim e-mail dengan Misaki-nee-san.

"Aduh aduh~ baru juga nggak ketemu beberapa jam, situ udah kangen-kangenan~!" godaku pada Nii-chan.

Aku terkikik, Nii-chan hanya memandangku kesal.

"Chibi! Kamu ini, ngeintip privasi orang saja! Sana pergi, hush hush~!" ucap Nii-chan mengusirku.

Aku memajukan beberapa senti bibirku, kemudian aku berjalan meninggalkan ruang keluarga.

"He, hey Chibi! jangan pergi donk! aku kan hanya bercanda!" serunya sambil memanggilku.

Takku hiraukan seruannya. Aku berjalan menuju ke kamarku. Aku kembali ke kamar untuk menggambil laptopku dan kembali ke ruang tengah lagi.

"Kenapa kau kembali lagi, tukang ngambek?" sindir Nii-chan.

"Huuh, terserah aku donk Nii-chan!" jawabku sambil menghempaskan tubuhku di sofa panjang tempat Nii-chan duduk.

Aku menghidupkan laptopku, sambil menunggu loading aku memakan kue-kue kecil yang ada di meja.

"Hey, Tou-san dan Kaa-san lucu ya?" ucapku pada Nii-chan sambil menunjuk Tou-san dan Kaa-san yang berada di seberang kami.

"Hm? pasti lagi nostalgia lagi," sahut Nii-chan.

'Kriiing kriiiing kriiiing'

Terdengar bunyi telphone. Kaa-san segera menghampirinya dan mengangkatnya.

"Moshi-moshi? ya ... oya? kapan? hem.. baiklah ... ya ya ya, kami akan datang ... ya, sampai jumpa!" suara Kaa-san terdengar oleh telinga kami.

"Dari siapa Kaa-san?" tanyaku sambil me-log in akun MSN-ku.

"Dari teman Kaa-san, Kaoru-san" jawab Kaa-san sambil kembali duduk di samping Tou-san.

"Ada apa memangnya?" tanya Tou-san.

"Kaoru-san bilang tanggal 29 nanti anak lelakinya akan ulang tahun yang ke 15 ... dia ingin mengundang kita sekeluarga, Kaa-san sih bilang kita bakal datang. Gimana?"

"Uhm, nggak apa-apa sih. Lagi pula aku nggak ada acara di hari itu," jawab Nii-chan.

Kaa-san memandang Tou-san.

"Kalau aku sih juga tak apa-apa, lagi pula hari itu kan hari sabtu.. Aku libur, jadi tak masalah," sahut Tou-san.

Kaa-san memandangku.

"Apa?" tanyaku.

Kaa-san merengut.

"Eh? oya, aku nggak ada acara kok hari itu Kaa-san" sahutku cepat.

"Baguslah, lagi pula kita belum pernah bertemu dengan anak lelakinya." Ujar tou-san sambil menyeruput tehnya.

"Oh, kata Kaoru-san anak lelakinya itu bersekolah di sekolahmu Tsubasa!" seru Kaa-san.

Nii-san mengernyitkan dahinya.

"Umur 15 tahun berarti SMP kelas tiga... aku tak begitu tahu anak-anak dari bagian SMP sih, memang siapa namanya?" tanya Nii-san penasaran.

"Uhm, Kaa-san tak tahu namanya ... tapi nama keluarganya Hyuuga," Kaa-san mengerutkan keningnya.

"Hyuuga? Maksud Kaa-san Natsume Hyuuga?" tanya Nii-chan memastikan.

"Ya, itu mungkin ... Kaa-san nggak tahu nama kecilnya sih" ujar Kaa-san.

"Uhm, jadi Natsume toh..." gumam Nii-chan.

"Memang Nii-chan kenal dengan yang namanya Natsume itu?" tanyaku.

"Dia itu anak yang paling bandel dari bagian SMP ... aku yang senpai-nya saja suka di panggil tanpa embel-embel 'senpai' atau 'san' ... ckckck" omel Nii-chan.

"Bandel juga ya," sahutku.

Aku mengalihkan pandanganku ke arah monitor laptop. Ku cari sebuah nama di antara daftar temanku yang online. Ah! ada!. Segeraku sapa dia.

purehazel01 : Hai!

purehazel01 : :)

crimsonfirex : hai juga, Hazel

crimsonfirex : tumben kau menyapaku duluan?

crimsonfirex : kangen ya?

crimsonfirex : hahaha

purehazel01 : kau kali yang kangen padaku

purehazel01 : boleh tanya sesuatu?

Ehm? lama sekali dia membalasnya?.

crimsonfirex : boleh kok

crimsonfirex : mau tanya apa?

purehazel01 : kau kemarin pergi ke mall di dekat sekolahmu, tidak?

crimsonfirex : ya

crimsonfirex : lantas?

purehazel01 : apa kau kemarin juga pergi ke toko buku?

crimsonfirex : memangnya kenapa?

purehazel01 : aku tanya saja

purehazel01 : jawab saja lah

crimsonfirex : tidak

Ha? berarti yang kemarin bukan Crimson donk? wah, salah orang aku

purehazel01 : ooh

crimsonfirex : kenapa sih?

purehazel01 : tidak, kemarin aku cuma bertemu dengan seseorang

purehazel01 : dia mirip denganmu

purehazel01 : jadi, ku kira itu kamu

crimsonfirex : oh, hahaha

crimsonfirex : hey!

crimsonfirex : untuk beberapa hari aku mungkin tidak bisa online

crimsonfirex : maaf ya

purehazel01 : memangnya kau ada apa?

crimsonfirex : tidak ada apa-apa

crimsonfirex : hanya ada acara keluarga saja

purehazel01 : oh

crimsonfirex : hey!

crimsonfirex : aku kemarin bertemu dengan seseorang

crimsonfirex : dia cantiiik sekali

crimsonfirex : pikiranku jadi penuh dengan dirinya

Aduh, kenapa dadaku sakit ya? sudah lah, mungkin hanya perasaanku saja.

purehazel01 : oya?

purehazel01 : beruntung sekali dia

crimsonfirex : hahaha

crimsonfirex : ah, aku harus off

crimsonfirex : bye bye

crimsonfirex : sampai jumpa lagi ya!

purehazel01 : ya

crimsonfirex his sig out

Uhm, andai saja aku dapat menggantikan cewek itu. Andai saja aku yang selalu di pikirkan Crimson, aku pasti senang sekali. Tapi itu pasti tak kan terwujud. Haaaah.

End Mikan pov

Natsume pov

Jadi, Hazel kemarin mengenaliku? maafkan aku yang telah berbohong padamu Hazel. Huh, andai saja tak ada acara itu, aku pasti sudah mengajak Hazel bertemu dan ku ungkapkan segalanya.

flashback

"Natsume, sebentar lagi kau berulang tahun. Kita rayakan ya? Kau mau kan?" tanya Kaa-san padaku.

"Apa? Tidak mau!" seruku menolak mentah-mentah.

"Jangan tolak permintaan Kaa-san, Natsume!" ujar Tou-san.

"Nii-chan, aku ingin sekali merayakan ulang tahun Nii-chan." Sahut Aoi sambil mengeluarkan puppy eye's nya.

"Ayo lah Natsume, Kaa-san sudah terlanjur memberitahukan acara ini pada teman Kaa-san. Apa kau mau Kaa-san di permalukan kalau membatalkannya?" lanjut Kaa-san, matanya berkaca-kaca.

Ugh, aku tidak tahan dengan ekspresi mereka. Aku kalah!.

"Baiklah baiklah, sesuka kalian saja!" jawabku sambil berlalu pergi.

Dapat ku lihat dengan ekor mataku kalau mereka senang tiada tara.

Uhm? Aneh, kenapa mereka begitu senang seperti itu?.

end flashback

Apa yang harus aku lakukan? Walaupun tadi Kaa-san bilang cuma acara kecil-kecilan. Tapi kenapa dia malah mengundang teman-teman sekelasku? itu bukan acara kecil-kecilan lagi namanya!. Huaaaa, aku ingin hari itu tak segera datang saja!.

End Natsume pov

-TBC-


Maafkan saya *nunduk-nunduk*

Saya lagi nggak punya ide lagi *pundung*

Saya ngerasa kok kalo di chapter ini garing kress kress lagi hiks hiks *nangis*

Tapi di chapter selanjutnya, saya bakal bikin yg lebih seru! *semoga*

Jadi, tunggu chapter selanjutnya ya!

REVIEW please!?