Pages

Chapter 6 UPDATE!

Hoe? Aku bener-bener seneng banget!

Setengah nggak percaya waktu ngebaca review-an kalian semua

Hahaha, aku sudah yakin kalo kalian pasti bingung sama 'itu'-nya Mikan dan 'hal' yang terjadi di akhir chapter 5 *tertawa nista+kePeDean*

Makasih banyak yang udah review atau pun yang cuma baca tanpa kasih review~

Udah, nggak usah basa basi lagi

Selamat menikmati! (emang makanan? ==") XD


Pemeran : Tokoh-tokoh Gakuen Alice (Alice Academy)

Disclaimer : Saya! *mengacungkan tangan sambil lompat-lompat* saya yang punya nih fanfic, tapi yang punya komiknya Tachibana Higuchi XD

Genre : Silakan cari tau sendiri *di jitak* niatnya sih Romance, tapi kaya'nya jadinya bukan Romance deh *pundung*

Warning : GaJe, OOC, Typo(s), banyak pov, cerita tak menentu, Basi, Abal, dsb dsb dll

Summary : Saat mereka bertatap muka secara langsung untuk ke dua kalinya. "Kau!" seru ke duanya sambil saling menunjuk.

Sekolah Baru, Asrama Baru, Teman Baru, Semua Serba Baru!


Mikan pov

"TIIIDDDAAAAAKKK!"

Aku jatuh terjerembab dari kasur dan sukses mencium lantai marmer kamarku.

Ha? Loh? Kok aku bisa ada di sini? Aku berusaha berdiri sambil bertumpu pada pinggir-pinggir kasurku. Pintu kamarku terbuka dengan kasar.

"Mikan? Ada apa?" Nii-chan menerobos masuk ke kamarku dengan masih menggunakan piyamanya.

Aku menghempaskan pantatku di kasurku. Aku berusaha menormalkan nafasku yang seperti habis berlari keliling kota 100x. Aku memegang kepalaku, pusing.

"Kamu masih pusing, Mikan?" tanya Nii-chan sambil duduk di depanku.

"Hu-uh, pusing sekali Nii-chan." Gumamku sambil memijat pelan keningku.

"Kalau begitu, tunggu sebentar. Aku akan membawakan sesuatu yang dapat mengurangi rasa pusing itu," Nii-chan berjalan meninggalkanku sendirian di dalam kamarku.

Aku memandang berkeliling, melihat senti demi senti kamarku. Ini memang kamarku. Aku melirik tubuhku, aku mengenakan piyama dengan motif polkadot. Oh! Berarti yang tadi hanya mimpi! Iya kan? Pasti!. Huuh, untung itu hanya mimpi! Kalau tidak, aku benar-benar tak akan bisa menikah!. Aku meringis saat mengingat mimpi tadi.

Oya, kenapa aku bisa berada di kamar ya? Aku tak ingat kalau semalam aku tidur di kamar. Yang kuingat hanya seuletan bayangan pesta semalam. Kalau nggak salah waktu itu aku asal ngambil gelas terus minum minuman yang ada di gelas itu, lalu semuanya gelap. Wah, jangan-jangan ada apa-apanya tuh minuman. Pintu kamarku berderit, Aku memalingkan kepalaku ke arah pintu.

"Nih, Mikan. Minum ini," perintah Nii-chan sambil menyodorkan gelas keramik kecil yang berisi cairan yang mengepul.

"Apa ini?" tanyaku sambil menerima gelas itu.

"Lemon Tea hangat," jawab Nii-chan

Aku menyesapnya sedikit.

"Uhm, enak!" celetukku, aku langsung menghabiskannya hingga tetes terakhir (jadi inget iklan susu XD).

"Siapa dulu donk yang buat!"

"Emang siapa?"

"Ya Nii-chan lah!" sahutnya Nii-chan bangga.

"Ouw,"

"Kok cuma 'ouw'?"

"Terus apaan dong?"

"Ya, apa kek."

"Iih, ngarep aku muji gitu? Nggak bakal lah,"

"Dasar, Chibi!" Nii-chan mengacak-acak rambutku.

"Nii-chan! Ini kepala! Di buatnya itu 9 bulan! 9 bulan itu lama tau! Jadi jangan di gituin lagi!" raungku sambil menjauhkan kepalaku dari tangan Nii-chan.

"Yeee, aku kan cuma mengacak-acak rambutnya bukan kepalanya!" bela Nii-chan.

"Sama aja! Kan rambut nempel di kepala, jadi secara nggak langsung Nii-chan mainin kepalaku!" sahutku tak mau kalah.

"Ah, terserah kau saja lah Chibi." Aku tersenyum puas.

"Eh, ngomong-ngomong aku kemarin kenapa Nii-chan?"

"Cuma pingsan gara-gara minum,"

"Oh.. Eh? Minum?"

"Ya, kamu nggak sengaja minum gelas yang berisi anggur keras. Gara-gara itu, Kaoru-san sampai 'babak belur' di tangan Kaa-san."

"Wew, ada setan yang bangkit dari neraka donk!" celetukku tertarik.

"Siapa yang 'setan yang bangkit dari neraka', Mikan?" tanya sebuah suara yang sangat ku hafal.

Aku dan Nii-chan menoleh ke arah pintu kamarku.

"Kaa-san!" seru kami berbarengan.

"E-eh, bukan siapa-siapa kok Kaa-san!" sahutku.

"Iya Kaa-san, bukan siapa-siapa!" tambah Nii-chan.

Aku dan Nii-chan tersenyum dengan terpaksa.

"Huh, yaudah. Cepat kalian berganti pakaian, Tou-san dan Kaa-san udah nunggu kalian dari tadi buat sarapan bersama!" ujar Kaa-san dengan nada kesal.

"Iya-iya!" jawab kami berdua.

Kaa-san segera berjalan pergi meninggalkan kamarku. Kemudian Nii-chan meninggalkanku sendirian di kamar. Aku beranjak menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarku. Aku langsung cuci muka dan menggosok gigiku. Kemudian aku keluar dari kamar mandi dan lekas berganti pakaian.

'Tok tok tok'

"Mikan! Cepat! Di tunggu Tou-san lho!" suara Nii-chan mengaggetkanku.

"Iya iya!"

Aku segera keluar kamar dan berjalan menuju ruang makan.

"Pagi Tou-san!" aku duduk di kursi sebelah Tou-san.

"Pagi, Mikan."

"Uhm? Kaa-san mana?" tanyaku pada Nii-chan yang duduk di sebelahku.

"Di dapur tuh," jawabnya.

"Oh iya Mikan, karena liburan sudah hampir berakhir, besok kita ke Gakuen Alice untuk mengurus kepindahanmu ya? Tou-san yang mengurusnya, tapi kamu besok harus ikut karena besok kamu harus mengerjakan test yang sudah di siapkan." Terang Tou-san.

"Uhm, baiklah Tou-san!" aku mengacungkan kedua jempolku pada Tou-san.

Kaa-san menghampiri kami dengan mangkok besar berisi nasi goreng yang masih mengepul.

"Nasi Goreng Seafood~" celetuk Kaa-san sambil meletakkan mangkok itu di meja.

Aku dan Nii-chan berebut untuk mengambil nasi goreng itu.

"Aku dulu!"

"Aku dulu, Chibi!"

"Sudah! Sudah! Yang lebih adil, Tou-san dulu!"

"Huuuu!" aku dan Nii-chan menyoraki Tou-san, sedangkan Kaa-san hanya tersenyum melihat kelakuan kami.

- 1 Minggu kemudian - (Skipnya banyak amat ==")

Liburan 2 minggu itu terasa sangat singkat bagiku, dan sekarang aku sudah harus bersiap-siap untuk menuju sekolah baruku. Hum, hari ini masih hari libur sih. Tapi karena aku akan bersekolah ke sekolah yang memiliki asramanya, jadi aku akan ke sana 1 hari lebih awal. Lagi pula kata Nii-chan hari ini pasti sudah ada beberapa anak yang telah balik ke sekolah sisanya mungkin balik besok. Mungkin ingin melewati hari pertama kali ya?.

Dengan susah payah aku menarik koperku, membawanya menuju teras. Di teras Nii-chan, Tou-san, dan Kaa-san sedang menungguku.

"Kau ini lama sekali, Chibi!" runtuk Nii-chan sambil berkacang pinggang.

"Cewek kan emang biasanya lama!" sahutku.

"Sudah-sudah, kalian jaga diri ya di sana." Ujar Kaa-san mengingatkan.

Aku dan Nii-chan mengangguk.

"Ayo kita lekas pergi," seru Tou-san sambil berjalan menuju mobil yang telah di siapkan sebelumnya.

"Kaa-san, aku pergi ya!" salamku sambil berlari menyusul Tou-san yang sudah masuk ke dalam mobil.

"Nii-chan! Bawain koperku!" seruku sambil cekikikan.

Dapat kulihat dengan sudut mataku Nii-chan yang sepertinya berdecak sambil menyeret koperku dan kopernya. Aku terkikik melihatnya. Ku buka pintu mobil dan segera duduk di kursi belakang kursi kemudi, di depan tempat dudukku sudah ada sopir dan Tou-san di sebelah kiri. Tak lama terdengar suara bagasi di tutup dengan keras, kemudian pintu di sebelah kiriku di buka dan Nii-chan segera menghemparkan dirinya di sampingku. Kemudian perlahan-lahan mobil berjalan meninggalkan kediaman keluarga Yukihira.

(Nah, perjalanannya kita skip saja! XD uhm, oya! Gakuen Alice ada di kota yang sedikit jauh dari kota tempat Mikan tinggal. Abaikan saja cerita di chapter 3 yang aku ketik kalau Mikan datang ke mal terbesar di kotanya *bagi yang udah baca lebih dulu, karena udah aku ganti XD* bayangkan saja kalau ketikan itu nggak pernah ada! *maksa* ah, abaikan saja tulisan itu ==") *ocehan author yang nggak penting*

Akhirnya mobil ini berhenti juga! Dengan terburu-buru aku membuka pintu mobil di sebelah kananku dan berdiri di samping mobil. Sopir keluargaku segera menurunkan koper milikku dan Nii-chan. Nii-chan segera mengambil kopernya dan akan berjalan meninggalkanku.

"Nii-chan! Kau mau meninggalkanku ya?" seruku kesal.

Nii-chan membalikkan badannya menatapku kesal. Tou-san segera keluar dari mobil dan berdiri di samping Nii-chan.

"Tsubasa, antarlah dulu Mikan ke ruang kepala sekolah dan kemudian temani dia ke asramanya." Perintah Tou-san lembut.

Nii-chan mendecakkan lidahnya.

"Iya, iya! Ayo cepat, Chibi!" seru Nii-chan sebal.

Horee! Untung ada Tou-san!. Aku segera memeluk tubuh Tou-san dan kemudian menyeret koperku mengikuti langkah Nii-chan.

"Sampai jumpa lagi Tou-san!" seruku saat Tou-san masuk kedalam mobil lagi, beliau mengangkat tangannya sekilas. Dan kemudian mobil itu telah meluncur hilang dari pandanganku.

Aku mengalihkan pandanganku pada Nii-chan dan berlari kecil menyeimbangi langkahnya.

"Nii-chan, Misaki-nee-san sudah balik ke sini belum?"

"Sepertinya nanti sore dia sampai di sini, kenapa?"

"Uhm, tak apa-apa. Ngomong-ngomong di sini luas juga ya, kira-kira berapa ya luasnya?" tanyaku sambil berpikir.

"Kira-kira 260.000 hektar," (author ngasal loh! tapi ini 1/3 dari luas wilayah tokyo! XD) sahut Nii-chan.

"Ha? yang benar Nii-chan! Luas sekali!" mulutku ternganga saat aku membayangkan wilayah sekolah ini secara keseluruhan.

"Tapi hampir 60%nya adalah hutan, aku tak pernah masuk ke hutan itu lebih dari 2km." Tambahnya lagi.

"Wew, memang ada apa ya di hutan itu kok sampai masuk ke wilayah sekolah~"

Aku yang sedang melamun tak sengaja menabrak seseorang.

"Maaf, gomen gomen!" ujarku spontan sambil membungkuk.

"Ah, tak apa-apa. Oh, Tsubasa? Kenapa kau ke sini?" sebuah suara sedikit kemayu (tau nggak maksudku?) bertanya pada Nii-chan.

Aku mengangkat kepalaku dan ku lihat seorang lelaki (atau wanita? XD) yang mengenakan pakaian berenda-renda di sana-sini.

"Oh ini, aku mau mengantarkan anak ini ke tempat kepala sekolah." Jawab Nii-chan sambil menunjukku.

(Eh, di manga tempat yang di datengin Naru waktu Mikan baru masuk GA tuh tempat kepala sekolah bukan? ==" Yang ada orang misteriusnya itu loh, maksudku orangnya nggak di liatin wajahnya).

Lelaki itu kemudian memandangku, sedetik kemudian ia berwajah cerah.

"Ooh, jadi ini adikmu itu? Mikan-chan kan?" tanya lelaki itu sambil mengacak-acak rambutku.

Nii-chan mengangguk menjawab pertanyaannya. Aku lalu memandangnya dengan tatapan bertanya-tanya.

"Mikan, kenalkan ini Narumi-sensei tapi murid-murid di sini lebih 'akrab' memanggilnya Naru." Nii-chan memperkenalkan aku dengannya.

"Mikan Yukihira (namanya jadi aneh =="), mohon bantuannya!" sekali lagi aku membungkuk pada Naru.

"Iya, mohon bantuannya juga ya Mikan-chan!" sahut Naru sambil tersenyum lebar.

"Nah Naru, aku titip Mikan ya! Kau kan guru di sini, tolong antarkan Mikan ke tempat kepala sekolah dan asramanya nanti. Jangan lupa juga kelasnya. Jaa~" Nii-chan berjalan meninggalkanku, kali ini ia takku tahan. Aku memandang Naru yang tengah ngomel-ngomel

"Ha? Tuh anak nggak ada sopan-sopannya sama guru! Awas aja kalau udah ketemu di kelas!" Naru dengan semangat mengutuki Nii-chan.

Aduuh, kapan aku bisa ke asrama? Aku dengan sengaja batuk kecil mengingatkan akan 'tugas' yang dilimpahkan Nii-chan padanya. Naru menoleh padaku.

"Oh iya, kalau gitu ayo Mikan-chan!" Ia berjalan mendahuluiku, aku langsung berjalan mengekor padanya.

Naru membawaku ke suatu ruangan yang sangat besar. Aku di suruhnya duduk di sana dan ia sendiri memasuki ruangan lain yang ada di ruangan itu. Aku duduk di salah satu sofa yang ada di sana dan melamun. Hm, Aoi gimana ya? Apa dia sudah pindah ke sini?. Tak lama kemudian Naru muncul dan mengajakku keluar dari ruangan itu.

"Dulu aku kira kau tak punya 'itu' Mikan-chan, karena kau nggak masuk ke sekolah ini. Tak aku sangka ternyata kau memilikinya, tapi kenapa kau baru masuk ke sekolah ini sekarang? Tsubasa saja sudah lama di sini,"

"Aku tak di beritahu oleh Kaa-san dan Tou-san tentang 'itu' Narumi-sensei, lagipula mereka tak pernah mengajakku memasuki sekolah ini." Jawabku sekenanya.

"Oh ngomong-ngomong, 'itu'-mu apa Mikan-chan?" tanyanya lagi.

Flashback

Aku memakan makananku sambil sesekali menjawab obrolan Kaa-san, Tou-san, dan Nii-chan.

"Apa kamu sudah tau tentang 'sesuatu' pada dirimu Mikan?" Tou-san bertanya padaku.

Aku menoleh padanya.

"'Sesuatu' apa Tou-san?" tanyaku balik dengan bingung.

"'Itu'! masa kamu nggak tau sih Mikan?" tanya Kaa-san juga.

"Apaan sih?" aku makin bingung dibuatnya.

"Hem, begini Mikan. Kamu kenapa ingin masuk ke sekolahku?" giliran Nii-chan yang bertanya.

"Nemenin Aoi," jawabku singkat.

Mereka bertiga melotot.

"Cuma itu?" seru mereka kaget.

"Uhm, nggak sih."

Mata mereka bertiga seketika memancarkan sinar harapan.

"Lalu?" tanya mereka tak sabar.

"Lalu aku juga ingin cari suasana baru aja," jawabku tak acuh.

Mereka menghembuskan nafas kecewa.

"Begini Mikan, orang yang berhasil masuk di sekolahku itu bukan orang biasa. Mereka memiliki 'sesuatu' yang dibutuhkan oleh negara," terang Nii-chan.

"Jadi itu yang Kaa-san, Tou-san, dan Nii-chan maksud dengan 'itu'?"

"Iya, 'sesuatu' atau 'itu' bernama Alice. Dan keluarga kita selalu memiliki Alice, dan setiap orang pemilik Alice selalu masuk sekolah Gakuen Alice dengan suka rela maupun di paksa." Tambah Tou-san.

"Lalu? Kalau aku punya Alice, kenapa aku tak bersekolah di Gakuen Alice?" tanyaku lagi.

"Karena Kami menyembunyikan keberadaan Alice-mu," jawab Kaa-san enteng.

"Kenapa?" tanyaku tuk kesekian kalinya.

"Karena Kami ingin kau tak di monopoli oleh sekolah dan negara," mata Kaa-san berkaca-kaca.

"Alasan yang simple," ujarku melecehkan alasan Kaa-san.

"Memang kamu sudah siap untuk memasuki sekolah itu, Mikan?" tanya Tou-san.

"Siap kok, Tou-san!" sahutku semangat.

"Baiklah, kalau begitu besok kita ke sekolah itu untuk mengurusnya." lanjut Tou-san.

"Oh ya, Alice itu apa?"

"Alice itu, suatu kekuatan seperti sihir lah. Dan Alice tiap orang berbeda, kadang ada yang sama sih. Dan Alice tiap orang biasanya hanya 1, tapi terkadang ada juga yang memiliki 2 atau bahkan lebih." jawab Nii-chan panjang lebar.

"Kalau gitu, Alice Kaa-san, Tou-san, dan Nii-chan apa?"

"Tou-san, Nullification Alice"

"Kaa-san, Stealing Alice"

"Dan aku, Shadow Manipulation Alice"

"Wah, kalau Misaki-nee-san apa Nii-chan?"

"Kalo milik Misaki itu Doppelganger Alice" Jawab Nii-chan.

"Lalu? Kalau aku?" aku menunjuk diriku sendiri.

"Uhm, Alice-mu adalah ..."

End Flashback

"Nullification Alice, Penihilan." Jawabku. "Kalau Narumi-sensei?"

"Pheromone Alice," sahutnya smabil tersenyum lebar.

Pheromone? Pantas daya tariknya sangat kuat. Aku memandanginya dari atas kebawah.

"Oya Mikan, kau akan masuk ke kelas 3B dari bagian SMP. Dan aku adalah Wali Kelasmu," ujarnya.

"Gedung SMP dimana?" tanyaku sambil melihat sekeliling kami.

Sekarang kami sedang berjalan menyusuri jalan setapak, aku sudah lupa sejak kapan kami berjalan di jalan setapak?. Tiba-tiba Narumi-sensei berhenti tepat di perempatan jalan setapak itu.

"Nah, jalan sebelah kiri itu menuju ke gedung SD dan asrama SD," ia menunjuk jalan setapak sebelah kiri yang aku tak tahu berujung di mana. "Sebelah kanan itu menuju Gedung Rumah Sakit, Gakuen Alice" ia menujuk jalan setapak sebelah kanan, di kejauhan terlihat gedung berwarna putih yang tampak megah. "Dan yang ada di depan kita, jalan yang menuju gedung SMP dan SMA, dan juga ke asrama SMP dan SMA, dan juga ke Central Town kumpulan toko-toko di Gakuen Alice." Narumi-sensei melanjutkan perjalanannya, Aku segera berjalan mengikutinya.

"Em, sepertinya kita harus menaiki sesuatu karena jarak gedung SMP masih jauh." Sahutnya tiba-tiba.

Tiba-tiba datang sebuah kendaraan seperti mobil terbuka dari arah belakang kami, dan kendaraan itu berhenti tepat di samping Narumi-sensei. Dengan sigap Narumi-sensei segera duduk di salah satu kursi, aku segera duduk di kursi di belakangnya. Kendaraan itu kemudian berjalan menelusuri jalan yang ada di depan kami.

"Oh, iya Mikan-chan. Kita langsung saja ke asrama bagian SMP saja ya? Nanti aku akan mengenalkan beberapa murid yang sekelas denganmu untuk mengajakmu berkeliling. Bagaimana?"

"Terserah Narumi-sensei saja,"

Jalan setapak itu bercabang 3 dan kendaraan yang aku tumpangi berhenti.

"Nah, kalau yang jalas lurus itu menuju gedung dan asrama SMA, dan yang sebelah kanan menuju Central Town." Lagi-lagi Narumi-sensei menunjuk ke arah depan dan jalan sebelah kanan. "Dan yang sebelah kiri ini menuju gedung dan asrama SMP," tambahnya.

Kendaraan yang kami tumpangi kembali berjalan dan berbelok ke sebelah kiri menuju gedung dan asrama SMP. Di kejauhan dapat kulihat sebuah gedung yang sedikit besar dengan atap berwarna merah bata, dan terdapat beberapa pohon rindang di sekitar gedung itu. Kendaraan ini berhenti tepat di depan gedung itu. Narumi-sensei melompat turun dari kendaraan ini, ia membantuku menurunkan koperku.

"Nah, ini asrama bagian SMP Mikan-chan!" seru Narumi-sensei sambil menunjuk gedung itu. "Dan jika kau menyelusuri jalan setapak ini terus, kau akan menuju ke arah gedung SMP!" tambahnya lagi.

Aku hanya mengangguk-angguk mendengar penjelasannya. Tiba-tiba datang cowok dan cewek seumuran denganku yang mendekat.

"Ah, Tobita! Imai! Ini murid baru itu, kalian sebagai perwakilan kelas aku 'utus' untuk mengenalkan Mikan pada seluk beluk sekolah ini. Nah Mikan, ini Tobita dan Imai.. Aku harap kalian dapat berteman dengan baik. Sudah ya, Jaa~" Narumi-sensei berjalan menjauh.

Aku mengalihkan pandanganku ke dua orang teman baruku itu, aku tersenyum simpul.

"Namamu Mikan, kan? Kenalkan, aku Yuu Tobita dan dia Hotaru Imai." Ujar cowok itu sambil mengulurkan tangan, sedangkan si cewek hanya diam tanpa ekspresi.

Aku menjabat tangan Tobita.

"Mikan, Mikan Yukihira."

"Nah Mikan, pertama-tama kita akan ke kamarmu." Ujar Hotaru sambil berjalan mendahului menuju ke dalam gedung itu.

"Ayo, Mikan." Sahut Yuu sambil mengambil alih koperku. Aku berjalan mengikuti langkah mereka berdua.

"Oya, di sini pembagian kamar, uang saku, dan makanan tergantung oleh Rank Star kita." Celetuk Yuu.

"Lalu? Rank star-ku apa?" tanyaku penasaran.

Kami menaiki tangga menuju lantai atas.

"Tadi waktu Naru memanggil kami, dia bilang Rank Star-mu Triple Star dan dia sebelumnya sudah menitipkan ini pada kami untukmu." Hotaru menjulurkan tangannya memperlihatkan 3 bintang yang ada di genggamannya. "Ambil lah," tambahnya.

Aku mengambilnya dan memandanginya.

"Karena kau Triple Star, jadi kamarmu berada di lantai 4." Terang Yuu.

"Lantai 4?" ulangku sambil menoleh padanya.

"Yups! karena lantai 1 hanya berisi ruang makan, dapur, ruang berkumpul, dan sebagainya. Sedangkan di lantai 2 berisi kamar untuk Single Star, lantai 3 untuk Double Star, dan lantai 4 untuk Triple Star." Ujar Hotaru.

Aku mengangguk-anggukkan kepala, tanda aku mengerti.

"Dan di lantai teratas, lantai 5 adalah kamar untuk Special Star." Tambah Hotaru.

"Special Star?" tanyaku heran.

"Ya, itu adalah Rank Star tertinggi diantara Rank Star yang lain." Jawab Yuu.

"Oya, Hotaru, Yuu..."

"Panggil saja Iinchou," potong Yuu.

"Uhm ya Iinchou, kemana orang-orang yang lain? Kenapa asrama ini sepi?" tanyaku sambil melihat lorong yang sepi.

"Mereka sebagian ada yang belum balik dari rumah mereka, dan ada juga yang sedang jalan-jalan di wilayah sekolah." Jawab Iinchou.

Tak terasa kami sudah berada di lantai 4. Wah, di lantai 4 hanya ada 14 kamar saja! Sedikit sekali. Hotaru dan Iinchou menghampiri sebuah kamar yang berada di dekat balkon. Wah, dapat kamar di dekat balkon! Asyik!. Hotaru membuka pintu kamar itu lebar-lebar dan mempersilakanku masuk, aku segera memasuki kamar baruku itu. Hm, luasnya hampir sama dengan kamarku di rumah!. Iichou menaruh koperku di depan almari.

"Bagaimana?" tanya Hotaru.

"Asyik!" jawabku ngaco. "Eh, kok di lantai 4 ini hanya ada 14 kamar saja?" tanyaku penasaran.

"Karena ini area Triple Star," jawab Hotaru santai.

"Memangnya ada berapa orang Triple Star di sini?" tanyaku lagi.

"Di bagian SMP hanya ada 4 orang dari kelas kita, dan 3 dari kelas yunior kita." jawab Iinchou.

"Sedikit sekali!" seruku.

"Iya, rata-rata siswa dan siswi bagian SMP memiliki Single Star dan Double Star." tambah Iinchou.

"Oh, lalu kalau Special Star?"

"Di bagian SMP cuma ada satu, yaitu..."

"Ah, Mikan. Sebaiknya kau rapikan dulu kamar barumu ini, dan sebaiknya kau besok temui kami di ruang makan agar kita dapat berangkat sekolah bersama. Karena aku sedang sibuk sekarang jadi tidak bisa untuk mengajakmu berkeliling. Jaa~"

Hotaru berjalan meninggalkan kamarku. Iinchou pun segera berjalan keluar dari kamarku.

"Jaa, Mikan-chan. Kalau ada apa-apa cari saja aku di kamar sebelah," pamit Iinchou.

"Mm, arigatou!"

(Keesokan harinya)

Aku memasuki sebuah ruangan yang berisi meja yang panjang. Aku melihat sekeliling mencari 2 orang teman sekelasku. Tiba-tiba bahuku di tepuk seseorang.

"Ohayou," salam Hotaru lalu berlalu dari hadapanku.

"Ohayou Mikan-chan," sapa Iinchou sambil tersenyum ramah. "Kau tak sarapan?" tanyanya.

"Ohayou, Iinchou. Ya!" jawabku.

Aku dan Iinchou segera menghampiri Hotaru yang sedang makan.

"Kalau kalian tidak lekas makan, kita akan terlambat." Ujar Hotaru datar.

"Ah, aku mengerti." Aku segera mengambil kursi di sebelahnya.

Aku mengambil sebuah piring dan segera mengisinya dengan berbagai makanan.

"Itadakimasu!"

"Ah, sudah jam segini. Ayo!" Hotaru berjalan keluar dari asrama.

"Cho, chotto! Aku baru makan! Ah!" aku tergesa-gesa menyusul mereka.

Kami bertiga berlari dengan terburu-buru. Di kejauhan terlihat sebuah gedung yang megah bagaikan kastil. Sepertinya itu gedung bagian SMP. Kami berlari di lorong-lorong yang sudah sepi. Jangan-jangan kami sudah sangat terlambat?.

"Oh iya Iinchou, siapa pemegang Special Star di sini?"

"Dia bernama ..."

"Ah, kita sudah sampai!"

Kami berhenti di depan sebuah pintu. Aku memandang keatas melihat sebuah papan kecil yang tergantung di atas pintu itu, 3B.

"Mikan, tunggulah di sini sampai kau disuruh masuk." perintah Hotaru.

"Mm!"

Hotaru dan Iinchou masuk kedalam kelas. Aku dapat mendengar teriakan yang berkumandang setelah Hotaru dan Iinchou memasuki kelas itu. Tapi beberapa saat kemudian kelas kembali tenang, dan terdengar suara khas Naru.

"Anak-anak, hari ini kalian kedatangan seorang murid baru." suara Naru terdengar sampai lorong.

"Cowok?"

"Atau cewek?"

"Cantik kah?"

"Keren kah?"

"Dari keluarga mana?"

terdengar teriakkan dari suara yang tak pernah kudengar sebelumnya.

"Tenang-tenang semuanya! Nah, Mikan-chan. Masuk lah!" perintah Naru.

Aku membuka pintu itu, menyongsong teman-teman dan kelas baruku...

-TBC-


Uaaaah, akhirnya selesai juga chapter 6

Aku ngantuuuk!

Pulang sekolah langsung nonton dorama sampai jam 9 malam begini DX

Hari pertama back to school aku diisi dengan acara salam-salaman satu sekolah

Yaampun, tanganku capek salaman dengan orang-orang DX

Hiks hiks, mana besok aku ada mata pelajaran OR yang masuk jam 5.30 DX

Habis itu ada imunisasi

ckckck, nih sekolahku kok udah kelas segini masih aja ada imunisasi segala

Hiks, mana aku takut di suntik~ hua hua huaaa *guling-guling*

Aduh, malah curhat ==" sudahlah, abaikan saja curhatan author yang nggak mutu ini

Maaf ya kalau nggak terlalu seru *nunduk-nunduk*

Oya, maaf nanti kalau chapter-chapter selanjutnya nanti lama update

Dengan adanya sekolah, aku makin sibuk

Apa lagi sejak bulan oktober nanti aku bakal ikut kursus mata pelajaran dan kursus renang

Hehe, aku pengen jago renang nih XD

Yah, curhat lagi =="

Ah, besok hari rabu aku ada test bahasa jepang nih do' biar nggak kena remidi ya minna-san!

Ah, sudah cukup curhatannya!

Tunggu kelanjutan chapter selanjutnya ya!

REVIEW, please?

FF Gakuen Alice - Dia - Semua Serba Baru! (6)

Chapter 6 UPDATE!

Hoe? Aku bener-bener seneng banget!

Setengah nggak percaya waktu ngebaca review-an kalian semua

Hahaha, aku sudah yakin kalo kalian pasti bingung sama 'itu'-nya Mikan dan 'hal' yang terjadi di akhir chapter 5 *tertawa nista+kePeDean*

Makasih banyak yang udah review atau pun yang cuma baca tanpa kasih review~

Udah, nggak usah basa basi lagi

Selamat menikmati! (emang makanan? ==") XD


Pemeran : Tokoh-tokoh Gakuen Alice (Alice Academy)

Disclaimer : Saya! *mengacungkan tangan sambil lompat-lompat* saya yang punya nih fanfic, tapi yang punya komiknya Tachibana Higuchi XD

Genre : Silakan cari tau sendiri *di jitak* niatnya sih Romance, tapi kaya'nya jadinya bukan Romance deh *pundung*

Warning : GaJe, OOC, Typo(s), banyak pov, cerita tak menentu, Basi, Abal, dsb dsb dll

Summary : Saat mereka bertatap muka secara langsung untuk ke dua kalinya. "Kau!" seru ke duanya sambil saling menunjuk.

Sekolah Baru, Asrama Baru, Teman Baru, Semua Serba Baru!


Mikan pov

"TIIIDDDAAAAAKKK!"

Aku jatuh terjerembab dari kasur dan sukses mencium lantai marmer kamarku.

Ha? Loh? Kok aku bisa ada di sini? Aku berusaha berdiri sambil bertumpu pada pinggir-pinggir kasurku. Pintu kamarku terbuka dengan kasar.

"Mikan? Ada apa?" Nii-chan menerobos masuk ke kamarku dengan masih menggunakan piyamanya.

Aku menghempaskan pantatku di kasurku. Aku berusaha menormalkan nafasku yang seperti habis berlari keliling kota 100x. Aku memegang kepalaku, pusing.

"Kamu masih pusing, Mikan?" tanya Nii-chan sambil duduk di depanku.

"Hu-uh, pusing sekali Nii-chan." Gumamku sambil memijat pelan keningku.

"Kalau begitu, tunggu sebentar. Aku akan membawakan sesuatu yang dapat mengurangi rasa pusing itu," Nii-chan berjalan meninggalkanku sendirian di dalam kamarku.

Aku memandang berkeliling, melihat senti demi senti kamarku. Ini memang kamarku. Aku melirik tubuhku, aku mengenakan piyama dengan motif polkadot. Oh! Berarti yang tadi hanya mimpi! Iya kan? Pasti!. Huuh, untung itu hanya mimpi! Kalau tidak, aku benar-benar tak akan bisa menikah!. Aku meringis saat mengingat mimpi tadi.

Oya, kenapa aku bisa berada di kamar ya? Aku tak ingat kalau semalam aku tidur di kamar. Yang kuingat hanya seuletan bayangan pesta semalam. Kalau nggak salah waktu itu aku asal ngambil gelas terus minum minuman yang ada di gelas itu, lalu semuanya gelap. Wah, jangan-jangan ada apa-apanya tuh minuman. Pintu kamarku berderit, Aku memalingkan kepalaku ke arah pintu.

"Nih, Mikan. Minum ini," perintah Nii-chan sambil menyodorkan gelas keramik kecil yang berisi cairan yang mengepul.

"Apa ini?" tanyaku sambil menerima gelas itu.

"Lemon Tea hangat," jawab Nii-chan

Aku menyesapnya sedikit.

"Uhm, enak!" celetukku, aku langsung menghabiskannya hingga tetes terakhir (jadi inget iklan susu XD).

"Siapa dulu donk yang buat!"

"Emang siapa?"

"Ya Nii-chan lah!" sahutnya Nii-chan bangga.

"Ouw,"

"Kok cuma 'ouw'?"

"Terus apaan dong?"

"Ya, apa kek."

"Iih, ngarep aku muji gitu? Nggak bakal lah,"

"Dasar, Chibi!" Nii-chan mengacak-acak rambutku.

"Nii-chan! Ini kepala! Di buatnya itu 9 bulan! 9 bulan itu lama tau! Jadi jangan di gituin lagi!" raungku sambil menjauhkan kepalaku dari tangan Nii-chan.

"Yeee, aku kan cuma mengacak-acak rambutnya bukan kepalanya!" bela Nii-chan.

"Sama aja! Kan rambut nempel di kepala, jadi secara nggak langsung Nii-chan mainin kepalaku!" sahutku tak mau kalah.

"Ah, terserah kau saja lah Chibi." Aku tersenyum puas.

"Eh, ngomong-ngomong aku kemarin kenapa Nii-chan?"

"Cuma pingsan gara-gara minum,"

"Oh.. Eh? Minum?"

"Ya, kamu nggak sengaja minum gelas yang berisi anggur keras. Gara-gara itu, Kaoru-san sampai 'babak belur' di tangan Kaa-san."

"Wew, ada setan yang bangkit dari neraka donk!" celetukku tertarik.

"Siapa yang 'setan yang bangkit dari neraka', Mikan?" tanya sebuah suara yang sangat ku hafal.

Aku dan Nii-chan menoleh ke arah pintu kamarku.

"Kaa-san!" seru kami berbarengan.

"E-eh, bukan siapa-siapa kok Kaa-san!" sahutku.

"Iya Kaa-san, bukan siapa-siapa!" tambah Nii-chan.

Aku dan Nii-chan tersenyum dengan terpaksa.

"Huh, yaudah. Cepat kalian berganti pakaian, Tou-san dan Kaa-san udah nunggu kalian dari tadi buat sarapan bersama!" ujar Kaa-san dengan nada kesal.

"Iya-iya!" jawab kami berdua.

Kaa-san segera berjalan pergi meninggalkan kamarku. Kemudian Nii-chan meninggalkanku sendirian di kamar. Aku beranjak menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarku. Aku langsung cuci muka dan menggosok gigiku. Kemudian aku keluar dari kamar mandi dan lekas berganti pakaian.

'Tok tok tok'

"Mikan! Cepat! Di tunggu Tou-san lho!" suara Nii-chan mengaggetkanku.

"Iya iya!"

Aku segera keluar kamar dan berjalan menuju ruang makan.

"Pagi Tou-san!" aku duduk di kursi sebelah Tou-san.

"Pagi, Mikan."

"Uhm? Kaa-san mana?" tanyaku pada Nii-chan yang duduk di sebelahku.

"Di dapur tuh," jawabnya.

"Oh iya Mikan, karena liburan sudah hampir berakhir, besok kita ke Gakuen Alice untuk mengurus kepindahanmu ya? Tou-san yang mengurusnya, tapi kamu besok harus ikut karena besok kamu harus mengerjakan test yang sudah di siapkan." Terang Tou-san.

"Uhm, baiklah Tou-san!" aku mengacungkan kedua jempolku pada Tou-san.

Kaa-san menghampiri kami dengan mangkok besar berisi nasi goreng yang masih mengepul.

"Nasi Goreng Seafood~" celetuk Kaa-san sambil meletakkan mangkok itu di meja.

Aku dan Nii-chan berebut untuk mengambil nasi goreng itu.

"Aku dulu!"

"Aku dulu, Chibi!"

"Sudah! Sudah! Yang lebih adil, Tou-san dulu!"

"Huuuu!" aku dan Nii-chan menyoraki Tou-san, sedangkan Kaa-san hanya tersenyum melihat kelakuan kami.

- 1 Minggu kemudian - (Skipnya banyak amat ==")

Liburan 2 minggu itu terasa sangat singkat bagiku, dan sekarang aku sudah harus bersiap-siap untuk menuju sekolah baruku. Hum, hari ini masih hari libur sih. Tapi karena aku akan bersekolah ke sekolah yang memiliki asramanya, jadi aku akan ke sana 1 hari lebih awal. Lagi pula kata Nii-chan hari ini pasti sudah ada beberapa anak yang telah balik ke sekolah sisanya mungkin balik besok. Mungkin ingin melewati hari pertama kali ya?.

Dengan susah payah aku menarik koperku, membawanya menuju teras. Di teras Nii-chan, Tou-san, dan Kaa-san sedang menungguku.

"Kau ini lama sekali, Chibi!" runtuk Nii-chan sambil berkacang pinggang.

"Cewek kan emang biasanya lama!" sahutku.

"Sudah-sudah, kalian jaga diri ya di sana." Ujar Kaa-san mengingatkan.

Aku dan Nii-chan mengangguk.

"Ayo kita lekas pergi," seru Tou-san sambil berjalan menuju mobil yang telah di siapkan sebelumnya.

"Kaa-san, aku pergi ya!" salamku sambil berlari menyusul Tou-san yang sudah masuk ke dalam mobil.

"Nii-chan! Bawain koperku!" seruku sambil cekikikan.

Dapat kulihat dengan sudut mataku Nii-chan yang sepertinya berdecak sambil menyeret koperku dan kopernya. Aku terkikik melihatnya. Ku buka pintu mobil dan segera duduk di kursi belakang kursi kemudi, di depan tempat dudukku sudah ada sopir dan Tou-san di sebelah kiri. Tak lama terdengar suara bagasi di tutup dengan keras, kemudian pintu di sebelah kiriku di buka dan Nii-chan segera menghemparkan dirinya di sampingku. Kemudian perlahan-lahan mobil berjalan meninggalkan kediaman keluarga Yukihira.

(Nah, perjalanannya kita skip saja! XD uhm, oya! Gakuen Alice ada di kota yang sedikit jauh dari kota tempat Mikan tinggal. Abaikan saja cerita di chapter 3 yang aku ketik kalau Mikan datang ke mal terbesar di kotanya *bagi yang udah baca lebih dulu, karena udah aku ganti XD* bayangkan saja kalau ketikan itu nggak pernah ada! *maksa* ah, abaikan saja tulisan itu ==") *ocehan author yang nggak penting*

Akhirnya mobil ini berhenti juga! Dengan terburu-buru aku membuka pintu mobil di sebelah kananku dan berdiri di samping mobil. Sopir keluargaku segera menurunkan koper milikku dan Nii-chan. Nii-chan segera mengambil kopernya dan akan berjalan meninggalkanku.

"Nii-chan! Kau mau meninggalkanku ya?" seruku kesal.

Nii-chan membalikkan badannya menatapku kesal. Tou-san segera keluar dari mobil dan berdiri di samping Nii-chan.

"Tsubasa, antarlah dulu Mikan ke ruang kepala sekolah dan kemudian temani dia ke asramanya." Perintah Tou-san lembut.

Nii-chan mendecakkan lidahnya.

"Iya, iya! Ayo cepat, Chibi!" seru Nii-chan sebal.

Horee! Untung ada Tou-san!. Aku segera memeluk tubuh Tou-san dan kemudian menyeret koperku mengikuti langkah Nii-chan.

"Sampai jumpa lagi Tou-san!" seruku saat Tou-san masuk kedalam mobil lagi, beliau mengangkat tangannya sekilas. Dan kemudian mobil itu telah meluncur hilang dari pandanganku.

Aku mengalihkan pandanganku pada Nii-chan dan berlari kecil menyeimbangi langkahnya.

"Nii-chan, Misaki-nee-san sudah balik ke sini belum?"

"Sepertinya nanti sore dia sampai di sini, kenapa?"

"Uhm, tak apa-apa. Ngomong-ngomong di sini luas juga ya, kira-kira berapa ya luasnya?" tanyaku sambil berpikir.

"Kira-kira 260.000 hektar," (author ngasal loh! tapi ini 1/3 dari luas wilayah tokyo! XD) sahut Nii-chan.

"Ha? yang benar Nii-chan! Luas sekali!" mulutku ternganga saat aku membayangkan wilayah sekolah ini secara keseluruhan.

"Tapi hampir 60%nya adalah hutan, aku tak pernah masuk ke hutan itu lebih dari 2km." Tambahnya lagi.

"Wew, memang ada apa ya di hutan itu kok sampai masuk ke wilayah sekolah~"

Aku yang sedang melamun tak sengaja menabrak seseorang.

"Maaf, gomen gomen!" ujarku spontan sambil membungkuk.

"Ah, tak apa-apa. Oh, Tsubasa? Kenapa kau ke sini?" sebuah suara sedikit kemayu (tau nggak maksudku?) bertanya pada Nii-chan.

Aku mengangkat kepalaku dan ku lihat seorang lelaki (atau wanita? XD) yang mengenakan pakaian berenda-renda di sana-sini.

"Oh ini, aku mau mengantarkan anak ini ke tempat kepala sekolah." Jawab Nii-chan sambil menunjukku.

(Eh, di manga tempat yang di datengin Naru waktu Mikan baru masuk GA tuh tempat kepala sekolah bukan? ==" Yang ada orang misteriusnya itu loh, maksudku orangnya nggak di liatin wajahnya).

Lelaki itu kemudian memandangku, sedetik kemudian ia berwajah cerah.

"Ooh, jadi ini adikmu itu? Mikan-chan kan?" tanya lelaki itu sambil mengacak-acak rambutku.

Nii-chan mengangguk menjawab pertanyaannya. Aku lalu memandangnya dengan tatapan bertanya-tanya.

"Mikan, kenalkan ini Narumi-sensei tapi murid-murid di sini lebih 'akrab' memanggilnya Naru." Nii-chan memperkenalkan aku dengannya.

"Mikan Yukihira (namanya jadi aneh =="), mohon bantuannya!" sekali lagi aku membungkuk pada Naru.

"Iya, mohon bantuannya juga ya Mikan-chan!" sahut Naru sambil tersenyum lebar.

"Nah Naru, aku titip Mikan ya! Kau kan guru di sini, tolong antarkan Mikan ke tempat kepala sekolah dan asramanya nanti. Jangan lupa juga kelasnya. Jaa~" Nii-chan berjalan meninggalkanku, kali ini ia takku tahan. Aku memandang Naru yang tengah ngomel-ngomel

"Ha? Tuh anak nggak ada sopan-sopannya sama guru! Awas aja kalau udah ketemu di kelas!" Naru dengan semangat mengutuki Nii-chan.

Aduuh, kapan aku bisa ke asrama? Aku dengan sengaja batuk kecil mengingatkan akan 'tugas' yang dilimpahkan Nii-chan padanya. Naru menoleh padaku.

"Oh iya, kalau gitu ayo Mikan-chan!" Ia berjalan mendahuluiku, aku langsung berjalan mengekor padanya.

Naru membawaku ke suatu ruangan yang sangat besar. Aku di suruhnya duduk di sana dan ia sendiri memasuki ruangan lain yang ada di ruangan itu. Aku duduk di salah satu sofa yang ada di sana dan melamun. Hm, Aoi gimana ya? Apa dia sudah pindah ke sini?. Tak lama kemudian Naru muncul dan mengajakku keluar dari ruangan itu.

"Dulu aku kira kau tak punya 'itu' Mikan-chan, karena kau nggak masuk ke sekolah ini. Tak aku sangka ternyata kau memilikinya, tapi kenapa kau baru masuk ke sekolah ini sekarang? Tsubasa saja sudah lama di sini,"

"Aku tak di beritahu oleh Kaa-san dan Tou-san tentang 'itu' Narumi-sensei, lagipula mereka tak pernah mengajakku memasuki sekolah ini." Jawabku sekenanya.

"Oh ngomong-ngomong, 'itu'-mu apa Mikan-chan?" tanyanya lagi.

Flashback

Aku memakan makananku sambil sesekali menjawab obrolan Kaa-san, Tou-san, dan Nii-chan.

"Apa kamu sudah tau tentang 'sesuatu' pada dirimu Mikan?" Tou-san bertanya padaku.

Aku menoleh padanya.

"'Sesuatu' apa Tou-san?" tanyaku balik dengan bingung.

"'Itu'! masa kamu nggak tau sih Mikan?" tanya Kaa-san juga.

"Apaan sih?" aku makin bingung dibuatnya.

"Hem, begini Mikan. Kamu kenapa ingin masuk ke sekolahku?" giliran Nii-chan yang bertanya.

"Nemenin Aoi," jawabku singkat.

Mereka bertiga melotot.

"Cuma itu?" seru mereka kaget.

"Uhm, nggak sih."

Mata mereka bertiga seketika memancarkan sinar harapan.

"Lalu?" tanya mereka tak sabar.

"Lalu aku juga ingin cari suasana baru aja," jawabku tak acuh.

Mereka menghembuskan nafas kecewa.

"Begini Mikan, orang yang berhasil masuk di sekolahku itu bukan orang biasa. Mereka memiliki 'sesuatu' yang dibutuhkan oleh negara," terang Nii-chan.

"Jadi itu yang Kaa-san, Tou-san, dan Nii-chan maksud dengan 'itu'?"

"Iya, 'sesuatu' atau 'itu' bernama Alice. Dan keluarga kita selalu memiliki Alice, dan setiap orang pemilik Alice selalu masuk sekolah Gakuen Alice dengan suka rela maupun di paksa." Tambah Tou-san.

"Lalu? Kalau aku punya Alice, kenapa aku tak bersekolah di Gakuen Alice?" tanyaku lagi.

"Karena Kami menyembunyikan keberadaan Alice-mu," jawab Kaa-san enteng.

"Kenapa?" tanyaku tuk kesekian kalinya.

"Karena Kami ingin kau tak di monopoli oleh sekolah dan negara," mata Kaa-san berkaca-kaca.

"Alasan yang simple," ujarku melecehkan alasan Kaa-san.

"Memang kamu sudah siap untuk memasuki sekolah itu, Mikan?" tanya Tou-san.

"Siap kok, Tou-san!" sahutku semangat.

"Baiklah, kalau begitu besok kita ke sekolah itu untuk mengurusnya." lanjut Tou-san.

"Oh ya, Alice itu apa?"

"Alice itu, suatu kekuatan seperti sihir lah. Dan Alice tiap orang berbeda, kadang ada yang sama sih. Dan Alice tiap orang biasanya hanya 1, tapi terkadang ada juga yang memiliki 2 atau bahkan lebih." jawab Nii-chan panjang lebar.

"Kalau gitu, Alice Kaa-san, Tou-san, dan Nii-chan apa?"

"Tou-san, Nullification Alice"

"Kaa-san, Stealing Alice"

"Dan aku, Shadow Manipulation Alice"

"Wah, kalau Misaki-nee-san apa Nii-chan?"

"Kalo milik Misaki itu Doppelganger Alice" Jawab Nii-chan.

"Lalu? Kalau aku?" aku menunjuk diriku sendiri.

"Uhm, Alice-mu adalah ..."

End Flashback

"Nullification Alice, Penihilan." Jawabku. "Kalau Narumi-sensei?"

"Pheromone Alice," sahutnya smabil tersenyum lebar.

Pheromone? Pantas daya tariknya sangat kuat. Aku memandanginya dari atas kebawah.

"Oya Mikan, kau akan masuk ke kelas 3B dari bagian SMP. Dan aku adalah Wali Kelasmu," ujarnya.

"Gedung SMP dimana?" tanyaku sambil melihat sekeliling kami.

Sekarang kami sedang berjalan menyusuri jalan setapak, aku sudah lupa sejak kapan kami berjalan di jalan setapak?. Tiba-tiba Narumi-sensei berhenti tepat di perempatan jalan setapak itu.

"Nah, jalan sebelah kiri itu menuju ke gedung SD dan asrama SD," ia menunjuk jalan setapak sebelah kiri yang aku tak tahu berujung di mana. "Sebelah kanan itu menuju Gedung Rumah Sakit, Gakuen Alice" ia menujuk jalan setapak sebelah kanan, di kejauhan terlihat gedung berwarna putih yang tampak megah. "Dan yang ada di depan kita, jalan yang menuju gedung SMP dan SMA, dan juga ke asrama SMP dan SMA, dan juga ke Central Town kumpulan toko-toko di Gakuen Alice." Narumi-sensei melanjutkan perjalanannya, Aku segera berjalan mengikutinya.

"Em, sepertinya kita harus menaiki sesuatu karena jarak gedung SMP masih jauh." Sahutnya tiba-tiba.

Tiba-tiba datang sebuah kendaraan seperti mobil terbuka dari arah belakang kami, dan kendaraan itu berhenti tepat di samping Narumi-sensei. Dengan sigap Narumi-sensei segera duduk di salah satu kursi, aku segera duduk di kursi di belakangnya. Kendaraan itu kemudian berjalan menelusuri jalan yang ada di depan kami.

"Oh, iya Mikan-chan. Kita langsung saja ke asrama bagian SMP saja ya? Nanti aku akan mengenalkan beberapa murid yang sekelas denganmu untuk mengajakmu berkeliling. Bagaimana?"

"Terserah Narumi-sensei saja,"

Jalan setapak itu bercabang 3 dan kendaraan yang aku tumpangi berhenti.

"Nah, kalau yang jalas lurus itu menuju gedung dan asrama SMA, dan yang sebelah kanan menuju Central Town." Lagi-lagi Narumi-sensei menunjuk ke arah depan dan jalan sebelah kanan. "Dan yang sebelah kiri ini menuju gedung dan asrama SMP," tambahnya.

Kendaraan yang kami tumpangi kembali berjalan dan berbelok ke sebelah kiri menuju gedung dan asrama SMP. Di kejauhan dapat kulihat sebuah gedung yang sedikit besar dengan atap berwarna merah bata, dan terdapat beberapa pohon rindang di sekitar gedung itu. Kendaraan ini berhenti tepat di depan gedung itu. Narumi-sensei melompat turun dari kendaraan ini, ia membantuku menurunkan koperku.

"Nah, ini asrama bagian SMP Mikan-chan!" seru Narumi-sensei sambil menunjuk gedung itu. "Dan jika kau menyelusuri jalan setapak ini terus, kau akan menuju ke arah gedung SMP!" tambahnya lagi.

Aku hanya mengangguk-angguk mendengar penjelasannya. Tiba-tiba datang cowok dan cewek seumuran denganku yang mendekat.

"Ah, Tobita! Imai! Ini murid baru itu, kalian sebagai perwakilan kelas aku 'utus' untuk mengenalkan Mikan pada seluk beluk sekolah ini. Nah Mikan, ini Tobita dan Imai.. Aku harap kalian dapat berteman dengan baik. Sudah ya, Jaa~" Narumi-sensei berjalan menjauh.

Aku mengalihkan pandanganku ke dua orang teman baruku itu, aku tersenyum simpul.

"Namamu Mikan, kan? Kenalkan, aku Yuu Tobita dan dia Hotaru Imai." Ujar cowok itu sambil mengulurkan tangan, sedangkan si cewek hanya diam tanpa ekspresi.

Aku menjabat tangan Tobita.

"Mikan, Mikan Yukihira."

"Nah Mikan, pertama-tama kita akan ke kamarmu." Ujar Hotaru sambil berjalan mendahului menuju ke dalam gedung itu.

"Ayo, Mikan." Sahut Yuu sambil mengambil alih koperku. Aku berjalan mengikuti langkah mereka berdua.

"Oya, di sini pembagian kamar, uang saku, dan makanan tergantung oleh Rank Star kita." Celetuk Yuu.

"Lalu? Rank star-ku apa?" tanyaku penasaran.

Kami menaiki tangga menuju lantai atas.

"Tadi waktu Naru memanggil kami, dia bilang Rank Star-mu Triple Star dan dia sebelumnya sudah menitipkan ini pada kami untukmu." Hotaru menjulurkan tangannya memperlihatkan 3 bintang yang ada di genggamannya. "Ambil lah," tambahnya.

Aku mengambilnya dan memandanginya.

"Karena kau Triple Star, jadi kamarmu berada di lantai 4." Terang Yuu.

"Lantai 4?" ulangku sambil menoleh padanya.

"Yups! karena lantai 1 hanya berisi ruang makan, dapur, ruang berkumpul, dan sebagainya. Sedangkan di lantai 2 berisi kamar untuk Single Star, lantai 3 untuk Double Star, dan lantai 4 untuk Triple Star." Ujar Hotaru.

Aku mengangguk-anggukkan kepala, tanda aku mengerti.

"Dan di lantai teratas, lantai 5 adalah kamar untuk Special Star." Tambah Hotaru.

"Special Star?" tanyaku heran.

"Ya, itu adalah Rank Star tertinggi diantara Rank Star yang lain." Jawab Yuu.

"Oya, Hotaru, Yuu..."

"Panggil saja Iinchou," potong Yuu.

"Uhm ya Iinchou, kemana orang-orang yang lain? Kenapa asrama ini sepi?" tanyaku sambil melihat lorong yang sepi.

"Mereka sebagian ada yang belum balik dari rumah mereka, dan ada juga yang sedang jalan-jalan di wilayah sekolah." Jawab Iinchou.

Tak terasa kami sudah berada di lantai 4. Wah, di lantai 4 hanya ada 14 kamar saja! Sedikit sekali. Hotaru dan Iinchou menghampiri sebuah kamar yang berada di dekat balkon. Wah, dapat kamar di dekat balkon! Asyik!. Hotaru membuka pintu kamar itu lebar-lebar dan mempersilakanku masuk, aku segera memasuki kamar baruku itu. Hm, luasnya hampir sama dengan kamarku di rumah!. Iichou menaruh koperku di depan almari.

"Bagaimana?" tanya Hotaru.

"Asyik!" jawabku ngaco. "Eh, kok di lantai 4 ini hanya ada 14 kamar saja?" tanyaku penasaran.

"Karena ini area Triple Star," jawab Hotaru santai.

"Memangnya ada berapa orang Triple Star di sini?" tanyaku lagi.

"Di bagian SMP hanya ada 4 orang dari kelas kita, dan 3 dari kelas yunior kita." jawab Iinchou.

"Sedikit sekali!" seruku.

"Iya, rata-rata siswa dan siswi bagian SMP memiliki Single Star dan Double Star." tambah Iinchou.

"Oh, lalu kalau Special Star?"

"Di bagian SMP cuma ada satu, yaitu..."

"Ah, Mikan. Sebaiknya kau rapikan dulu kamar barumu ini, dan sebaiknya kau besok temui kami di ruang makan agar kita dapat berangkat sekolah bersama. Karena aku sedang sibuk sekarang jadi tidak bisa untuk mengajakmu berkeliling. Jaa~"

Hotaru berjalan meninggalkan kamarku. Iinchou pun segera berjalan keluar dari kamarku.

"Jaa, Mikan-chan. Kalau ada apa-apa cari saja aku di kamar sebelah," pamit Iinchou.

"Mm, arigatou!"

(Keesokan harinya)

Aku memasuki sebuah ruangan yang berisi meja yang panjang. Aku melihat sekeliling mencari 2 orang teman sekelasku. Tiba-tiba bahuku di tepuk seseorang.

"Ohayou," salam Hotaru lalu berlalu dari hadapanku.

"Ohayou Mikan-chan," sapa Iinchou sambil tersenyum ramah. "Kau tak sarapan?" tanyanya.

"Ohayou, Iinchou. Ya!" jawabku.

Aku dan Iinchou segera menghampiri Hotaru yang sedang makan.

"Kalau kalian tidak lekas makan, kita akan terlambat." Ujar Hotaru datar.

"Ah, aku mengerti." Aku segera mengambil kursi di sebelahnya.

Aku mengambil sebuah piring dan segera mengisinya dengan berbagai makanan.

"Itadakimasu!"

"Ah, sudah jam segini. Ayo!" Hotaru berjalan keluar dari asrama.

"Cho, chotto! Aku baru makan! Ah!" aku tergesa-gesa menyusul mereka.

Kami bertiga berlari dengan terburu-buru. Di kejauhan terlihat sebuah gedung yang megah bagaikan kastil. Sepertinya itu gedung bagian SMP. Kami berlari di lorong-lorong yang sudah sepi. Jangan-jangan kami sudah sangat terlambat?.

"Oh iya Iinchou, siapa pemegang Special Star di sini?"

"Dia bernama ..."

"Ah, kita sudah sampai!"

Kami berhenti di depan sebuah pintu. Aku memandang keatas melihat sebuah papan kecil yang tergantung di atas pintu itu, 3B.

"Mikan, tunggulah di sini sampai kau disuruh masuk." perintah Hotaru.

"Mm!"

Hotaru dan Iinchou masuk kedalam kelas. Aku dapat mendengar teriakan yang berkumandang setelah Hotaru dan Iinchou memasuki kelas itu. Tapi beberapa saat kemudian kelas kembali tenang, dan terdengar suara khas Naru.

"Anak-anak, hari ini kalian kedatangan seorang murid baru." suara Naru terdengar sampai lorong.

"Cowok?"

"Atau cewek?"

"Cantik kah?"

"Keren kah?"

"Dari keluarga mana?"

terdengar teriakkan dari suara yang tak pernah kudengar sebelumnya.

"Tenang-tenang semuanya! Nah, Mikan-chan. Masuk lah!" perintah Naru.

Aku membuka pintu itu, menyongsong teman-teman dan kelas baruku...

-TBC-


Uaaaah, akhirnya selesai juga chapter 6

Aku ngantuuuk!

Pulang sekolah langsung nonton dorama sampai jam 9 malam begini DX

Hari pertama back to school aku diisi dengan acara salam-salaman satu sekolah

Yaampun, tanganku capek salaman dengan orang-orang DX

Hiks hiks, mana besok aku ada mata pelajaran OR yang masuk jam 5.30 DX

Habis itu ada imunisasi

ckckck, nih sekolahku kok udah kelas segini masih aja ada imunisasi segala

Hiks, mana aku takut di suntik~ hua hua huaaa *guling-guling*

Aduh, malah curhat ==" sudahlah, abaikan saja curhatan author yang nggak mutu ini

Maaf ya kalau nggak terlalu seru *nunduk-nunduk*

Oya, maaf nanti kalau chapter-chapter selanjutnya nanti lama update

Dengan adanya sekolah, aku makin sibuk

Apa lagi sejak bulan oktober nanti aku bakal ikut kursus mata pelajaran dan kursus renang

Hehe, aku pengen jago renang nih XD

Yah, curhat lagi =="

Ah, besok hari rabu aku ada test bahasa jepang nih do' biar nggak kena remidi ya minna-san!

Ah, sudah cukup curhatannya!

Tunggu kelanjutan chapter selanjutnya ya!

REVIEW, please?